Bisnis.com, JAKARTA— PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. menargetkan akuisisi saham PT Selo Argodedali dapat rampung pada akhir 2018 sejalan dengan upaya menekan pengeluaran batu bara.
Corporate Secretary Semen Baturaja Ruddy Solang mengungkapkan perseroan telah meneken term sheet dengan Selo Argodedali. Selanjutnya, akan dilakukan due dilligence terkait dengan rencana akuisisi tersebut.
“Kalau cadangan [batu bara] memenuhi, perizinannya oke, baru kami lanjutkan dengan peralihan saham. Targetnya akhir tahun selesai transaksi,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (17/9/2018).
Ruddy menjelaskan bahwa akuisisi yang dilakukan merupakan bagian dari strategi perseroan untuk menekan biaya batu bara. Pasalnya, komponen tersebut berkontribusi 30%—40% terhadap komponen harga jual.
Selama ini, sambungnya, emiten berkode saham SMBR itu mendapatkan pasokan batu bara berkualitas tinggi atau high range dari PT Bukit Asam Tbk. Padahal, kebutuhan produksi semen dapat dipenuhi dengan menggunakan jenis low range.
“Kalau kami punya tambang sendiri bisa mungkin menekan jadi 10%—20%,” imbuhnya.
Kendati belum membeberkan secara detail nilai transaksi akuisisi, Ruddy menyebut produsen semen pelat merah itu mengganggarkan dana belanja modal sekitar Rp300 miliar. Pihaknya berharap dapat mencaplok seluruh saham di Selo Argodedali.
Seperti diketahui, SMBR mencatatkan pertumbuhan pendapatan 24,89% secara tahunan pada semester I/2018. Jumlah yang dikantongi naik dari Rp627,35 miliar menjadi Rp783,51 miliar.
Akan tetapi, terjadi kenaikan beban pokok pendapatan pada periode tersebut. Tercatat, beban yang ditanggung naik dari Rp437,66 miliar pada semester I/2017 menjadi Rp546,01 miliar.
Dengan demikian, perseroan semen pelat merah itu mengantongi laba bersih Rp24,08 miliar pada semester I/2018. Pencapaian itu tercatat turun 60,21% secara tahunan.