Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten jasa rental modem PT Yelooo Integra Datanet Tbk. berencana membuka kantor cabang perwakilan baru di lima negara di Asia yaitu Malaysia, Singapura, Vietnam, Myanmar, dan Hong Kong, mulai 2019 mendatang.
CEO Yelooo Integra Datanet Hiro Whardana menyampaikan perseroan saat ini masih mengkaji situasi bisnis di negara-negara tersebut untuk menentukan negara mana yang akan menjadi tujuan pertama ekspansi perseroan.
“Urutan pembukaan kantornya masih kami pertimbangkan yang mana pasar yang paling potensial. Beberapa pasar memang entry barrier-nya cukup rendah seperti Singapura dan Malaysia,” ungkap Hiro di Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Hiro menyampaikan ekspansi perseroan ke lima negara tersebut karena negara-negara itu dinilai memiliki pasar yang sangat potensial dengan jumlah pelancong yang tumbuh cukup besar setiap tahunnya.
Hiro menyebut dengan ekspansi tersebut, perseroan juga membuka peluang beberapa skema bisnis seperti menggaet distributor dari perusahaan lokal, atau membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV), yang akan disesuaikan dengan situasi bisnis masing-masing negara.
“Dari sisi jumlah traveler, mereka merupakan pasar yang sangat berkembang. Kami juga melihat kompetisi di pasar,” kata Hiro.
Adapun, Yelooo Integra Datanet membidik perolehan dana segar sebesar Rp40 miliar melalui penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Perseroan menargetkan dapat segera IPO pada awal kuartal IV tahun ini.
Perusahaan yang memiliki produk modem Passpod tersebut berencana IPO dengan menggunakan buku laporan keuangan April 2018 dan berencana melepas sebanyak-banyaknya 34% saham dari modal ditempatkan dan disetor perseroan.
Hiro menyampaikan dengan dana sebesar Rp40 miliar tersebut, perseroan akan mengekspansi sayap pada bidang-bidang lain, tetapi tetap menggarap pasar masyarakat Indonesia yang akan bepergian ke luar negeri.
Dana senilai Rp40 miliar tersebut akan digunakan perseroan sebanyak 70%-nya untuk ekspansi seperti pelebaran sayap bisnis ke negara lain, dan memperkuat tim R&D untuk mengembangkan teknologi dan aplikasi perseroan. Sisanya sebesar 30% akan digunakan perseroan sebagai modal kerja.
Hiro mengatakan saat ini perseroan tengah mengembangkan teknologi Artificial Intelligence sehingga dapat meluncurkan aplikasi yang ramah pengguna. Perseroan juga akan memperkuat jangkauan pasar domestik dengan tidak hanya menyasar pelancong Indonesia yang ke luar negeri, tetapi turis asing yang mengunjungi Indonesia.