Bisnis.com, JAKARTA— Tren harga saham PT Kalbe Farma Tbk masih berada dalam fase bearish meskipun pada penutupan perdagangan Rabu (29/8) menguat 15 poin ke level 1.310. Gempuran penguatan dolar AS yang menekan nilai tukar rupiah sangat mempengaruhi kinerja perseroan.
Secara fundamental, kinerja KLBF membukukan pendapatan yang tumbuh sebesar 3,12% (yoy) menjadi Rp10,38 triliun. Perseroan juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,21 triliun, namun sisi bottom line ini sedikit mengalami koreksi tipis sebesar 0,03% (yoy). Seperti diketahui 10% bahan baku Kalbe Farma merupakan barang impor. Kondisi pelemahan rupiah inilah yang turut menyumbang koreksi pada kinerja perseroan.
Selain itu, daya beli cenderung terlihat masih lemah, a.l. tampak dari indikator Indeks Keyakinan Konsumen Juli di level 124,8, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 128,1. Kondisi ini menjadi pertimbangan perseroan untuk merevisi target pertumbuhan penjualan bersih di tahun 2018 ini menjadi 5%-7% dari target yang ditetapkan sebelumnya 9%.
Saat ini valuasi saham KLBF sangat terdiskon dengan forward PE ratio sebesar 23,9 kali (di bawah rata-rata nilai historis 5 tahun yang mencapai 28,8 kali). Bahkan, saham KLBF ini juga mengalami underperformed terhadap sektor barang konsumsi dengan forward PE ratio sebesar 25,76 kali.
Secara teknikal analisis, indikator stochastic oscillator yang masih terbuka mengindikasi saham KLBF masih memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan breakout fibo retracement 38,2% menuju level 1.346. Sementara itu, indikator Relative Strength Index menunjukkan posisi netral dengan kecenderuangan menuju area overbought (jenuh beli). Diperkirakan saham KLBF akan bergerak dalam rentang 1,295-1.340 dalam perdagangan hari ini.
Sumber: Bloomberg
*) Anida ul Masruroh, analis Bisnis Indonesia Resources Center