Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penyedia alat berat dan konstruksi pertambangan PT United Tractors Tbk. menyebut tidak akan merevisi target penjualan alat berat pada tahun ini meski pemerintah berencana mengevaluasi kuota DMO [domestic market obligation] dan membuka peluang menambahan ekspor batu bara hingga 100 juta ton.
Direktur Utama United Tractors Gidion Hasan menyampaikan untuk mengejar target tambahan ekspor 100 juta ton tersebut membuka peluang peningkatan kebutuhan alat berat di pasar. Kendati demikian, penambahan suplai tersebut sulit dilakukan dalam waktu dekat.
“Setiap bulan kami ada renegosiasi dengan pihak Komatsu namun memang yang mengalami commodity booming kan tidak Cuma di Indonesia, negara lain juga membutuhkan. Selain itu ada isu lain seperti suplai dari vendor dan pemenuhan tenaga kerja [pada supplier dari Jepang],” ungkap Gidion di Jakarta, Senin (27/8/2018).
Dia menjelaskan untuk penambahan alat berat, perseroan harus memesan jauh sebelumnya sehingga untuk penambahan permintaan tiba-tiba, akan sulit dipenuhi oleh pihak Komatsu.
Adapun, perseroan menargetkan penjualan alat berat pada tahun ini sebesar 4.500 unit, dari 3.800 unit sepanjang 2017 lalu. Pada tahun depan, perseroan membidik penjualan alat berat dapat meningkat 10% atau mencapai 5.000 unit.
Berdasarkan catatan perseroan, selama Januari—juli 2018 emiten dengan kode saham UNTR tersebut membukukan penjualan Komatsu sebesar 2.876 unit atau mencapai 63,9% dari total target penjualan tahun ini.
Sebagian besar penjualan Komatsu tersebut atau 55% dipasarkan untuk segmen pertambangan. Baik pasar pembelian baru maupun perusahaan tambang yang melakukan replacement terhadap alat berat mereka yang sudah tua.