Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Menghindar, Harga Logam Dasar Merosot

Harga komoditasa tembaga meluncur ke bawah US$6.000 per ton karena penguatan dolar Amerika Serikat dan sejumlah saham anjlok, disebabkan oleh para investor yang khawatir krisis Turki akan meluap dan menular ke emerging market dan menurunkan permintaan yang sudah menurun tajam  terkena dampak perang dagang. 
Logam mulia/Reuters
Logam mulia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditasa tembaga meluncur ke bawah US$6.000 per ton karena penguatan dolar Amerika Serikat dan sejumlah saham anjlok, disebabkan oleh para investor yang khawatir krisis Turki akan meluap dan menular ke emerging market dan menurunkan permintaan yang sudah menurun tajam  terkena dampak perang dagang. 

Tidak hanya komoditas logam, minyak mentah dan emas turut mengalami pelemahan. Pada perdagangan Rabu (15/8), harga tembaga di London Metal Exchange (LME) merosot ke posisi US$5.928 per ton, terendah sejak Juli tahun lalu karena BHP Billiton Ltd. dan gabungan pertambangan raksasa utama di Chili terus menghindari ancaman mogok kerja dengan melakukan mediasi bersama pemerintah.

Seluruh sektor komoditas memerah karena isu perang dagang yang semakin memburuk antara kedua kekuatan ekonomi dunia, yang dikhawatirkan akan menghambat pertumbuhan ekonomi di China sebagai konsumen utama bahan mentah logam terbesar di dunia, serta ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang mendorong penguatan dolar AS.

Emas biasanya dipergunakan sebagai aset haven saat terjadi kekacauan geopolitik, anjlok 0,55% atau 6,51 poin menyentuh posisi US$1.187,58 per troy ounce, terendah sejak Januari 2017, dan harga platinum menyusut terparah ke titik terendahnya dalam 10 tahun terakhir.

Gelombang aksi beli melanda pasar China membuat yuan melorot ke level terendahnya di hidapan dolar lebih dari setahun. Tembaga Shanghai pada perdagangan Rabu (15/8) merosot tajam hingga 1.290 poin atau 2,6% menjadi 48.380 yuan per ton. Sepanjang 2018, tembaga Shanghai merosot 12,72%.

Selanjutnya, logam seng Shanghai turun 620 poin atau 2,96% menjadi 20.345 yuan per ton. Dengan harga tersebut, seng Shanghai tercatat turun 18,32% secara year-to-date (ytd). Adapun, harga aluminium Shanghai ikut memerah hingga 140 poin atau 0,95% menjadi 14.550 yuan per ton dan turun 3,99% sepanjang 2018.

“Jika kondisi makro saat ini tetap tidak berubah, penurunan harga akan terus berlanjut untuk beberapa waktu mendatang. Eropa akan menghadapi gelombang penjualan sistematik ketika dibuka. Pola untuk menembus resistan masih rendah untuk saat ini,” ujar Alastair Munro, analis Marex Spectron, dikutip dari Bloomberg, Rabu (15/8/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper