Bisnis.com, JAKARTA - Peritel perangkat telekomunikasi, PT Erajaya Swasembada Tbk. memperoleh tambahan fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk. sekitar Rp1,5 triliun.
Adapun pinjaman tersebut terdiri dari dua mata uang yakni rupiah dan dolar AS. Pinjaman dari BCA dalam bentuk dolar senilai Rp1,4 triliun dan forex US$13,3 juta, bila dalam kurs tengah Bank Indonesia Rp14.621 per dolar, maka nilainya menjadi Rp194,45 miliar.
Head of Legal & Corporate Secretary Erajaya Swasembada Amelia Allen menuliskan dalam keterbukaan informasi, Rabu (15/8/2018), fasilitas pinjaman yang diperoleh ERAA akan meningkatkan modal kerja perseroan yang akan digunakan untuk mendukung kegiatan operasional dan ekspansi.
Adapun nilai utang bank jangka pendek ERAA per semester I/2018 senilai Rp3,47 triliun, atau bertambah Rp1,73 triliun sepanjang tahun berjalan.
Sisa pokok utang dari Bank Central Asia (BBCA) senilai Rp527 miliar per Juni 2018 kepada perseroan dan pinjaman kepada entitas anak senilai Rp1,57 triliun. Adapun kas dan setara kas yang dimiliki ERAA per Juni 2018 mencapai Rp288,18 miliar.
Hingga Juni 2018, capital expenditure ERAA mencapai Rp185,75 miliar atau naik 35,6% dari posisi Rp136,65 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, penjualan ERAA pada paruh pertama tahun ini mencapai Rp17,09 triliun, tumbuh 54,6% dari posisi Rp11,05 triliun pada semester I/2017. Penjualan ERAA berdasarkan segmen terdiri dari telepon selular, voucher, aksesoris dan lainnya, komputer & peralatan elektronik, masing-masing senilai Rp14,37 triliun, Rp1,52 triliun, Rp758,96 miliar dan Rp425,91 miliar.