Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan galangan asal Pontianak, PT Steadfast Marine Tbk., mencatat kelebihan permintaan (oversubsribed) sebanyak 8 kali dari jumlah nilai saham baru yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana (Initial Publc Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Komisaris Utama Steadfast Marine Eddy Kurniawan Logam mengatakan selama masa penawaran awal sejak 21 Mei 2018, animo investor terhadap saham perseroan terbilang tinggi. Pasalnya, Steadfast mendapat permintaan senilai Rp300 miliar atau 8 kali lipat dari target perseroan di kisaran Rp38,5 miliar-Rp42 miliar.
"Animo selama bookbuilding sangat mengejutkan, IPO Steadfast Marine diterima baik oleh pasar dan investor," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (7/6/2018).
Sebagaimana diketahui, pada masa penawaran awal, Steadfast Marine menawarkan bakal melepas sebanyak-banyaknya 350.003.000 lembar saham ke publik dengan harga penaawaran Rp110-Rp120 per lembar. Bersamaan dengan proses IPO, Steadfast Marine juga menawarkan waran sebanyak 175.001.500 dengan rasio 2:1 dan berdurasi 1 tahun.
Rencananya, perseroan akan mencatatkan sahamnya secara resmi di BEI pada Jumat (8/6). Steadfast Marine akan menggunakan kode saham KPAL.
Eddy menuturkan dengan menjadi perusahaan publik di BEI, Steadfast Marine bakal mendapatkan akses finansial yang lebih variatif dan kompetitif. Secara umum, dia juga optimistis industri maritim Indonesia punya prospek yang cerah, terlebih dengan visi pemerintah menuju Poros Maritim Dunia.
Sebelumnya, Direktur Utama Steadfast Marine Rudy Kurniawan Logam mengungkapkan sejak 2005 hingga 2016, perseroan telah membangun 88 kapal dari beragam jenis, mulai dari kapal keruk, kapal cepat, kapal latih, hingga kapal penumpang. Dia menerangkan perseroan juga bisa membuat kapal baik dengan klasifikasi dalam negeri, yakni Biro Klasifikasi Indonesia maupun klasifikasi asing.
Saat ini, Steadfast Marine akan fokus menyelesaikan lima kapal pesanan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Adapun, sebanyak 6 kapal latih dan 2 kapal perintis sebelumnya sudah diserahkan ke Kemenhub.
Sebanyak 2 unit kapal perintis yang sudah diserahkan merupakan tipe 1.200 GT sedangkan 5 kapal yang masih dikerjakan bertipe 2.000 GT.
"Kami targetkann setelah Lebaran atau awal Juli sudah bisa delivery," sebutnya kepada Bisnis.
Setelah pesanan dari Kemenhub rampung, Steadfast siap menggarap pesanan kapal dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebanyak tiga unit. Ketiga kapal itu merupakan kapal tipe kapal cepat patroli.
Menurut Rudy, nilai kontrak pembuatan kapal dari TNI berkisar Rp20 miliar.
Di samping itu, perseroan juga tengah menjajaki kerja sama pembuatan kapal pesiar dengan pemesan dari Australia. Kapal pesiar yang tengah dijajaki berukuran 40 meter hingga 50 meter.
Pembuatan kapal pesiar disebut sebagai tonggak baru karena membutuhkan kompetensi yang lebih spesifik.