Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Rampung, Ini Dampak Akuisisi KIN Terhadap Sarana Menara Nusantara (TOWR)

PT Sarana Menara Nusantara Tbk. telah merampungkan penyelesaian proses pembelian 100% saham PT Komet Infra Nusantara (KIN) dari PT Nusantara Infrastructure Tbk.
Vice President Director Protelindo Adam Gifari (kanan) bersama Director Indra Gunawan menjelaskan tentang kinerja perusahaannya saat berkunjung ke kantor Redaksi Harian Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (24/1)./JIBI-Abdullah Azzam
Vice President Director Protelindo Adam Gifari (kanan) bersama Director Indra Gunawan menjelaskan tentang kinerja perusahaannya saat berkunjung ke kantor Redaksi Harian Bisnis Indonesia, di Jakarta, Rabu (24/1)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA--PT Sarana Menara Nusantara Tbk. telah merampungkan penyelesaian proses pembelian 100% saham PT Komet Infra Nusantara (KIN) dari PT Nusantara Infrastructure Tbk.

Direktur Utama Sarana Menara Nusantara mengatakan rampungnya proses pembelian KIN akan dilanjutkan dengan masa transisi dengan memulai kombinasi dan rasionalisasi operasi dengan perseroan.

Emiten berkode saham TOWR ini berencana mempertahankan KIN sebagai entitas yang beroperasi sebagai cucu usaha perseroan di bawah Protelindo. Sepanjang tahun berjalan 2018, TOWR berencana memadukan beberapa fungsi operasi dan pendukung KIN dan Protelindo untuk mewujudkan sinergi antara Protelindo, iForte dan KIN.

“KIN akan memberikan nilai tambah untuk SMN dan mengukuhkan posisi SMN sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi independen terkemuka di Indonesia,” kata Aming dalam keterangan resmi, Senin (4/6/2018).

Transaksi pembelian saham KIN dilakukan secara tunai dengan nilai nominal sekitar Rp1,4 triliun. Dana tersebut bersumber dari kas internal TOWR.

“Kuatnya neraca keuangan kami memberikan fleksibilitas untuk menjalankan akuisisi aset sementara kami melanjutkan pelaksanaan strategi buy, build, return,” ujar Wakil Direktur Utama Sarana Menara Nusantara Adam Gifari.

KIN memiliki lebih dari 1.400 menara dan lebih dari 2.000 penyewa. Rerata pendapatan per tahun (annual run rate revenue) pada saat akuisisi diperkirakan sekitar Rp325 miliar.

Pendapat itu bersumber dari Telkomsel, XL Axiata dan Indosat sebesar 70%. Lebih dari 50% menara KIN berlokasi di luar Jawa, terutama di Sumatra. KIN juga mengoperasikan jaringan nirkabel di Surabaya, Batam dan Medan.

Entitas gabungan ini akan memiliki lebih dari 16.400 menara, lebih dari 27.000 penyewa dan lebih dari 5.300 km kabel fiber optic.

“Luasan dan kekuatan dari penggabungan baru SMN ini menunjukkan keunggulan kompetitif yang signifikan bagi Perusahaan dan memberi kami platform yang kuat dan terukur untuk pertumbuhan di masa depan,” imbuh Aming.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper