Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran angkutan komoditas PT Pelayaran Nelly Dwi Putri Tbk. akan mengkaji kembali rencana belanja kapal perseroan pada tahun ini, merujuk pada pelemahan nilai tukar rupiah yang dinilai dapat membebani biaya yang akan dikeluarkan perseroan.
Direktur Utama Pelayaran Nelly Dwi Putri Tjahja Tjugiarto mengungkapkan pada awal tahun ini, perseroan sempat berencana membeli dua buah kapal tongkang dan satu unit kapal container. Hingga semester I/2018 berakhir, perusahaan baru akan memasukkan satu unit kapal tongkang pada Juli 2018.
“Rencana tersebut [pembelian kapal] harus kami lihat lagi. Yang jelas sekarang sedang dalam tahap negosiasi dengan pembuatnya. Untuk membeli kapal, biasanya kami akan pertimbangkan dari berapa tahun return of investment-nya,” ungkap Tjahja di Jakarta, Rabu (30/5/2018).
Tjahja mencontohkan beberapa kapal yang dibeli oleh emiten dengan kode saham NELY tersebut akan memberikan ROI selama 4—5 tahun. Dengan harga beli yang lebih tinggi karena penguatan dolar, maka perseroan membutuhkan waktu lebih lama untuk memperoleh ROI.
Adapun, pada tahun ini perseroan menargetkan pendapatan konsolidasi mencapai Rp219 miliar. Nilai tersebut didapat dari pendapatan NELY yang diprediksi sebesar Rp178 miliar dan pendapatan entitas anak yang ditargetkan mencapai Rp41 miliar.
Total pendapatan tersebut meningkat 24,4% dibandingkan capaian perseroan tahun lalu yang sebesar Rp176 miliar. Tjahja menyampaikan perusahaan optimistis dengan target tersebut, mengingat harga komoditas dunia kian pulih.
Sementara itu, Direktur Independen Pelayaran Nelly Dwi Putri, Fredyanto Parlindungan mengungkapkan kinerja perseroan kian bertumbuh seiring harga sewa kapal dan ongkos angkut perseroan yang meningkat.
“Pada tahun ini kami juga melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah kapal tongkang yang kapasitasnya kecil-kecil, dikonversi ke kapal tongkang yang kapasitasnya lebih besar. Untuk bisnis container, kami memang baru masuk tapi kami memiliki peluang dari captive market,” ungkap Fredyanto.
Pada kuartal I/2018, perseroan membukukan pendapatan Rp52,6 miliar, meningkat 28,9% dibandingkan capaian perseroan pada kuartal I/2017 (yoy). Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp6,92 triliun, meningkat 53% dibandingkan kuartal I/2017.