Bisnis.com, JAKARTA— Setelah sempat menguat di awal perdagangan hari ini, Jumat (18/5/2018), kurs rupiah malah kembali terhempas ke level 14.100.
Pada pk. 09.07 WIB, rupiah melemah 55 poin atau 0,39% ke Rp14.113 per dolar AS, dan bergerak di kisaran 14.053—14.113.
Sebelumnya sejumlah ekonom memprediksi kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang dikerek 25 basis poin ke 4,50% yang dilakukan kemarin, bisa menguatkan rupiah meski sementara. Namun penguatan hanya terjadi pada penutupan perdagangan Kamis, yaitu menguat 39 poin ke Rp14.058 per dolar AS, dan di awal perdagangan hari ini.
“Efek dari kenaikan bunga acuan memang tidak terlalu berdampak positif oleh pelaku pasar karena hanya naik 25 bps menjadi 4,50%,” kata Bhima Yudhistira, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) kepada Bisnis.com, Jumat (18/5/2018).
Dia mengemukakan, sebelumnya investor sudah melakukan price in atau antisipasi kebijakan bunga acuan ke harga saham.
Faktor lain yang menekan rupiah saat ini ujarnya, karena indeks dolar AS yang terus mengalami kenaikan dalam satu bulan terakhir menjadi 93,4.
Indeks dolar merupakan perbandingan kurs dolar AS dengan 6 mata uang paling dominan di dunia.
“Jika dolar index naik artinya secara rata rata mata uang dolar semakin perkasa,” kata Bhima.
Sementara itu, investor juga masih mencermati data ekonomi global seperti laporan klaim pengangguran dan data manufaktur AS. Hal ini untuk menentukan arah kenaikan bunga acuan Fed rate berikutnya, khususnya bulan Juni mendatang di rapat FOMC.
Disisi yang lain laporan Beige Book yang dirilis Goldman Sachs mengungkap kekhawatiran para investor terkait perang dagang AS China. “Faktor global ini bisa menentukan fluktuasi nilai tukar rupiah dalam jangka panjang.”