Bisnis.com, JAKARTA— Kinerja keuangan PT Jababeka Tbk. terkena imbas pergerakan rupiah yang melemah pada kuartal I/2018.
Sekretaris Perusahaan Jababeka Muljadi Suganda menjelasan bahwa perseroan membukukan kerugian selisih kurs hingga Rp70 miliar pada kuartal I/2018. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu karena perusahaan membukukan laba selisih kurs Rp22,2 miliar.
“Kalau pengaruh nilai tukar ini dihilangkan sebenarnya laba bersih pada kuartal I/2018 mengalami peningkatan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2018, emiten berkode saham KIJA itu mengantongi laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk Rp15,06 miliar. Jumlah itu merosot dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp54,67 miliar.
Selain selisih nilai tukar, sambung Mulyadi, kontribusi pendapatan dari sektor infrastruktur juga tergerus 47% menjadi Rp258,7 miliar pada kuartal I/2018. Hal itu disebabkan status reserve shutdown pembangkit listrik PT Bekasi Power (BP) yang berdampak kepada penurunan penjualan energi listrik kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Kendati demikian, dia menyebut pendapatan dari pilar bisnis properti tumbuh 7% secara tahunan pada kuartal I/2018. Penjualan perumahan dan komersial di Cikarang, Jawa Barat menjadi pendongkrak kinerja keuangan sepanjang periode tersebut.
“Kenaikan penjualan dari Cikarang tersebut dapat menopang penurunan kontribusi penjualan dari Kendal dari Rp95 miliar pada kuartal I 2017 menjadi Rp16 miliar pada kuartal I/2018,” imbuhnya.