Bisnis.com, JAKARTA — PT Sinarmas Asset Management berencana menerbitkan produk reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) dan Dana Investasi Real Estat (DIRE).
Untuk RDPT, perseroan akan menggunakan underlying asset multifinance dengan nilai Rp100 miliar. Rencananya, produk tersebut akan diluncurkan dalam waktu dekat.
"Satu RDPT akan kami luncurkan bulan ini, dan kemungkinan ada RDPT lagi. Kami sedang menjajaki proyek infrastruktur untuk RDPT selanjutnya," kata Direktur PT Sinarmas Asset Management Jamial Salim di Jakarta, Senin (14/5).
Upaya Sinarmas AM menerbitkan sejumlah produk RDPT infrastruktur sejalan dengan upaya pemerintah untuk menggenjot pembangunan di sektor tersebut. Adanya pendanaan alternatif tersebut, kata dia, akan mempercepat pembangunan.
Namun, Jamial enggan untuk menginformasikan jadwal penerbitan RDPT tersebut. Alasannya, perseroan masih terus melakukan negosiasi dan pengkajian terkait dengan proyek yang akan dijadikan underlying asset.
Sementara itu, untuk produk DIRE, Jamial masih enggan untuk memberikan banyak keterangan. Dia hanya mengatakan bahwa perseroan ingin melengkapi varian produk untuk pasar reksa dana di Tanah Air.
"Banyak pertimbangan kenapa kami berminat di DIRE. Salah satunya ini untuk diversifikasi produk. Kami kan memiliki produk yang sudah cukup lengkap," imbuhnya.
Secara total, perseroan akan meluncurkan sebanyak 10 produk baru hingga akhir tahun mendatang. Adapun, selain dua produk alternatif itu Sinarmas juga akan kembali menambah portofolio produknya di jenis reksa dana terproteksi.
Selain itu, Sinarmas juga akan menambah produk reksa dana saham yang selama ini menjadi andalan. "Untuk saham kami akan terus perbanyak karena kinerja produk saham unggulan kami cukup bagus."
Hingga akhir tahun, kata Jamial, perseroan menargetkan dana kelolaan atau asset under management (AUM) mencapai Rp26 triliun, naik sebesar 36,84% dibandingkan dengan dana kelolaan per akhir tahun lalu yang tercatat senilai Rp19 triliun.
"Kami optimistis target itu bisa tercapai karena per pekan lalu total dana kelolaan kami sudah mencapai Rp22,8 triliun," ujarnya.