Bisnis.com, JAKARTA – Bitcoin kembali unjuk gigi. Setidaknya untuk satu hari. Mata uang kripto terbesar ini melonjak 12% pada pukul 17.00 waktu New York, menembus level US$7.000 dan US$8.000 dalam waktu kurang dari satu jam.
Bitcoin telah berayun liar antara keuntungan dan kerugian pada bulan Desember dan mencapai rekor tertinggi hampir US$20.000 sebelum jatuh lebih dari 60%.
Thomas Lee, kepala penelitian Fundstrat Global Advisors LLC, mengutip kombinasi rencana Santander untuk aplikasi pembayaran berbasis blockchain, aksi jual terkait pajak yang hampir berakhir. dan investor yang spekulatif menjadi latar belakang lonjakan tajam ini.
Sejumlah pendukung koin digital ini mencatat bahwa era bearish mungkin memudar setelah sejumlah tekanan mendorong harga Bitcoin turun lebih dari 60% dalam beberapa bulan terakhir.
"Dana dalam jumlah besar sekarang memasuki pasar untuk pertama kalinya," ungkap Jeffrey Van de Leemput, analis di Cryptocampus, sebuah bisnis yang menawarkan kursus perdagangan, seperti dikutip Bloomberg.
"Beberapa hari yang lalu saya membantu mengatur transaksi 200.000 btc untuk Pembeli asal China… Soros dan yang lainnya masuk (ke pasar), kita sekarang akan melihat awal dari gelembung sebenarnya,” lanjutnya
George Soros, investor miliarder yang menyebut cryptocurrency sebuah gelembung pada bulan Januari lalu, dikabarkan pekan lalu telah memberi wewenang kepada kantor keluargany yang bernilai US$26 miliar untuk bertransaksi aset digital.
Sementara itu, Rich Ross dari Evercore ISI mengatakan bahwa Bitcoin terlihat menarik setelah lonjakan ini.
"Lonjakan itu membuat saya harus mengatakan ini: grafiknya memang terlihat sangat mirip dengan saham yang meroket lainnya yang saya beli pada saat turun," kata Ross dalam laporannya, Kamis (12/4).