Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Gas Alam Stagnan di Bawah US$3 per MMBtu

Harga sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 1 tahun sebesar US$3,36 per MMBtu pada 29 Januari 2018 seiring dengan permintaan yang meningkat pada musim dingin. Harga juga sempat menyentuh level terendah di US$2,55 per MMBtu pada 12 Februari 2018 seiring menjelang berakhirnya musim dingin.
pipa gas./ANTARA
pipa gas./ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA – Harga gas alam masih bergerak stagnan di bawah level US$3 per million british thermal unit (MMBtu) kendati sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 1 tahun.

Dilansir dari Bloomberg, terpantau pada perdagangan Selasa (10/4/2018) pukul 11.30 WIB, harga gas alam di New York Merchantile Exchange (NYMEX) naik 0,016 poin atau 0,59% menjadi US$2,71 per MMBtu.

Harga sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari 1 tahun sebesar US$3,36 per MMBtu pada 29 Januari 2018 seiring dengan permintaan yang meningkat pada musim dingin. Harga juga sempat menyentuh level terendah di US$2,55 per MMBtu pada 12 Februari 2018 seiring menjelang berakhirnya musim dingin.

Harga gas alam di NYMEX rata—rata telah bergerak di bawah US$3 per million british thermal unit (MMBtu) sejak 2015. Angka ini jauh dibandingkan level di atas US$5 MMBtu selama 10 tahun sebelumnya.

Sejumlah analis berpendapat bahwa pasar terlalu banyak membebani peningkatan produksi untuk mengisi persediaan pada tahun ini dan tidak cukup khawatir terkait proyeksi kenaikan permintaan domestik dan ekspor.

“Kami merasa pasar saat ini telah menjadi terlalu puas dan bahwa harga terlalu rendah untuk memperhitungkan pertumbuhan permintaan dan jumlah gas yang dibutuhkan dalam penyimpanan untuk musim dingin mendatang,” papar Martin King, direktur riset institusional di GMP FirstEnergy di Calgary dalam laporan terbarunya.

King memperkirakan, harga akan tetap berada di bawah US$3 MMBtu hingga setidaknya 2024 berdasarkan pergerakan harga saat ini pada perdagangan berjangka di NYMEX.

“Jika harga tetap berada di US$2,7 MMBtu pada saat ini selama musim panas, maka akan meningkatkan pengalihan batu bara ke gas,” papar bank investasi Barclays.

“Kami melihat harga bisa bergerak lebih dekat ke level US$3 MMBtu pada musim panas ini seiring dengan kemungkinan penyimpanan isi ulang yang memadai menjelang musim dingin,” lanjutnya.

Menurut jajak pendapat analis oleh Reuters, perusahaan utilitas Amerika Serikat kemungkinan menarik 2.463 billion cubic feet (bcf) gas dari persediaan selama musim dingin November—Maret. Satu miliar kaki kubik gas sudah cukup untuk memasok sekitar 5 juta rumah AS selama sehari.

Analis memperkirakan total persediaan pada akhir Oktober 2018, awal musim dingin berikutnya, akan naik menjadi 3.654 bcf, namun lebih rendah dibandingkan dengan 3.817 bcf pada tahun lalu. Angka ini menjadi suatu tingkat yang menjadi perhatian pasar.

Pada waktu yang sama, diperkirakan produksi gas kering AS diproyeksikan akan meningkat ke level tertinggi sepanjang masa sebesar 81,7 miliar kaki kubik per hari (bcfd) pada 2018, tetapi konsumsi AS juga diperkirakan akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebanyak 78,2 bcfd pada waktu yang sama.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper