Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepekan ke Depan, Dolar Australia Bakal Bullish

Mata uang dolar Australia diperkirakan bergerak menguat pada pekan depan seiring dengan positifnya datadata ekonomi yang dirilis pada pekan ini.
Dolar Australia/Istimewa
Dolar Australia/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang dolar Australia diperkirakan bergerak menguat pada pekan depan seiring dengan positifnya data–data ekonomi yang dirilis pada pekan ini.

Asia Trade Point Futures dalam publikasi riset pada Kamis (5/4/2018) menuturkan, data ekonomi Australia yang dirilis pada pekan ini telah tersaji positif di tengah kebijakan moneter yang tetap menahan tingkat suku bunga di angka 1,50%.

Pemerintah Australia telah merilis data Retail Sales yang menunjukkan bahwa pertumbuhan 0,6% month-on-month yang dicapai pada periode Februari 2018. Angka itu merupakan pertumbuhan penjualan retail paling cepat sejak Novemer 2017.

Negeri Kanguru juga mencatatkan data Trade Balance yang menunjukkan bahwa surplus perdagangan Australia menurun 13% menjadi 0,83 miliar dolar Australia pada periode Februari 2018 dari 0,95 miliar dolar Australia pada bulan sebelumnya.

Namun, angka tersebut masih berada di atas ekspektasi pelaku pasar sebesar 0,7 miliar dolar Australia. “Secara umum, data ekonomi yang dirilis pada pekan ini cukup positif bagi pertumbuhan ekonomi Australia dan juga mata uang aussie,” papar ATPF.

ATPF menuturkan bahwa grafik pergerakan harga mingguan dolar Aussie secara teknikal bergulir stabil di atas level support mingguan. “Kondisi tersebut memberikan sinyal bahwa mata uang dolar Australia berpotensi menguat di tengah beragam sentimen geopolitik dan perang dagang,” lanjutnya.

Pada penutupan perdagangan Rabu (4/4), level naik 2 sesi berturut–turut dengan ditutup di level 0,7717 per dolar AS, menguat dari level 0,7663 per dolar AS pada Senin (2/4).

ATPF memperkirakan, pada pekan depan mata uang aussie akan bergerak mencapai level 0,77800 per dolar AS. Namun, perlu juga diantisipasi terkait pelemahan yang bisa terjadi seiring dengan melemahnya indeks kekuatan relatif (RSI). 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper