Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

INFOGRAFIK: Jaya Trishindo (HELI) Mengudara di Lantai Bursa

Pada 27 Maret 2018, perusahaan penyewaan armada helikopter PT Jaya Trishindo Tbk. resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.

JAKARTA – Pada 27 Maret 2018, perusahaan penyewaan armada helikopter PT Jaya Trishindo Tbk. resmi melantai di Bursa Efek Indonesia.

Emiten berkode saham HELI ini melepas 250 juta saham dalam penawaran umum perdana atau initial public offering/ IPO ini, setara 30,53% dari total saham perseroan setelah IPO.

Saham emiten yang mendapat kode saham HELI ini dicatatkan di BEI dengan harga perdana Rp110 per saham. Dengan demikian, total dana yang dikantongi mencapai Rp27,5 miliar.

Setelah IPO, HELI mengatur strategi untuk dapat terbang lebih tinggi.

INFOGRAFIK: Jaya Trishindo (HELI) Mengudara di Lantai Bursa

Direktur Utama Jaya Trishindo Edwin Widjaja mengatakan perseroan telah mengantongi kontrak senilai Rp50 miliar untuk operasional sepanjang tahun ini. Kontrak itu berdurasi per satu tahun berjalan. Perseroan menetapkan harga sewa helikopter yang cukup bervariasi yaitu pada rentang US$3.600—US$15.000 per jam.

HELI pun optimistis dapat meraih pertumbuhan pendapatan sebesar 20% pada tahun ini. Hingga September 2017 lalu, pendapatan perusahaan mencapai Rp87,7 miliar atau tumbuh 22,8% dari tahun sebelumnya.

INFOGRAFIK: Jaya Trishindo (HELI) Mengudara di Lantai Bursa

“Tahun ini kami targetkan topline dapat tumbuh sekitar 20% dan laba sekitar 15% [kenaikan]. Alasannya karena permintaan tumbuh, terutama dari perusahaan pertambangan dan perkebunan,” ungkap Edwin, baru-baru ini.

Edwin menyampaikan dalam 3 tahun terakhir, nilai sales perusahaan konsisten tumbuh sekitar 100%, dengan capaian tahun lalu diprediksi mencapai Rp150 miliar. Tahun ini, nilai penjualan diharapkan dapat menyentuh Rp170 miliar—Rp190 miliar.

INFOGRAFIK: Jaya Trishindo (HELI) Mengudara di Lantai Bursa

HELI berencana menambah armada helikopter untuk memacu kinerja perseroan. Sekitar 60% dana yang diperoleh dari proses IPO untuk menambah dua armada helikopter pada tahun ini.

Kedua armada tersebut dibeli dengan harga sekitar US$2 juta—US$4 juta dan diprediksi akan segera tiba pada pertengahan tahun ini. Saat ini perseroan yang baru saja melantai di bursa saham domestik tersebut baru memiliki lima armada helikopter.

INFOGRAFIK: Jaya Trishindo (HELI) Mengudara di Lantai Bursa

Saat ini, HELI tengah mengkaji peluang untuk dapat masuk ke pasar individu atau end-user untuk dapat memperluas pelayanan armada helikopter alias helitaksi. Manajemen menilai Jakarta merupakan kota potensial untuk meluncurkan layanan tersebut.

“Kami sedang melihat potensi itu. Dengan lalu lintas yang macet, populasi tinggi, dan kegiatan bisnis yang cukup tinggi, potensi Jakarta untuk layanan ini cukup bagus,” ungkap Edwin dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (27/3).

Edwin menyampaikan pasar pengguna helikopter end-user di DKI Jakarta belum tergarap dengan baik karena infrastruktur transportasi helikopter di Ibukota belum memadai. Dengan rencana penambahan helipad, perseroan berharap dapat menangkap peluang pasar tersebut.

 

INFOGRAFIK: Jaya Trishindo (HELI) Mengudara di Lantai Bursa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper