Bisnis.com, JAKARTA--Tidak banyak yang menduga pertumbuhan laba bersih PT Alam Sutera Realty Tbk. dapat melonjak hingga 171,2% sepanjang 2017 lalu. Pertumbuhan laba bersih di atas konsensus tersebut dinilai merupakan momentum baik bagi emiten pengembang properti mewah tersebut.
Sepanjang tahun lalu, Alam Sutera Realty membukukan pendapatan dari penjualan, pendapatan jasa dan usaha sebesar Rp3,92 triliun atau naik 44,2% dari tahun sebelumnya Rp2,71 triliun. Pada awal tahun, kalangan analis sempat pesimistis dengan kinerja emiten dengan kode saham ASRI tersebut.
Pada penutupan perdagangan Senin (26/3), harga saham Alam Sutera meningkat 0,53% atau 2 poin menadi Rp380. Sepanjang tahun berjalan, harga saham emiten tersebut telah menanjak 6,47%. Hingga akhir tahun ini, target price ASRI diprediksi akan mencapai Rp460—Rp480.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi dalam risetnya yang diterbitkan sehari setelah laporan keuangan ASRI pada 2017, capaian laba kotor perusahaan yang membaik disumbangkan oleh kenaikan tajam segmen real estat, apartemen, dan gedung perkantoran.
Salah satu lini bisnis yang juga menyumbangkan pendapatan cukup besar adalah unit land lots yang tercatat melonjak 75%, sehingga margin laba kotor Alam Sutera membaik dari 53,9% menjadi 60,7% pada 2017 lalu.
Kendati demikian, Akhmad menyebut dia masih mengkhawatirkan tingginya rasio gearing ASRI dan kepemilikan kas yang jauh di bawah posisi utang. Hal tersebut dicemaskan akan membatasi ruang gerak ASRI dalam mengembangkan proyek berikutnya.
Baca Juga
“Selain itu, pencapaian nilai penjualan yang secara rata-rata historis selalu di bawah target dan belum berkelanjutan, juga menjadi kekhawatiran karena berisiko stagnasi kinerja pertumbuhan ASRI di tengah belum membaiknya kinerja,” ungkap Akhmad melalui riset.
Menurutnya, ada beberapa risiko yang masih mengintai ASRI yaitu stagnasi permintaan kelas menengah, pencapaian pre-sales yang rendah, dan segmen residential dan landplots turun. Kendati demiian, permintaan kelas atas dapat menjadi katalis sehingga dia tetap merekomendasikan saham ASRI.
Sementara itu, analis Panin Sekuritas Timotheos Prasetya mengungkapkan segmen landplots akan tetap menjadi mesin pengerek pertumbuhan Alam Sutera pada tahun ini. Penjualan landplot diprediksi dapat mencapai Rp2 triliun pada 2018.
“Pendorong kenaikan laba bersih selain dari kinerja positif pendapatan, adalah hilangnya one off item tahun 2016 yaitu beban bonds payable redemption expense, yang sebesar Rp220 miliar pada 2017. Kami masih positif dengan kinerja keuangan pada 2018, didorong oleh target penjualan landplot kepada CFLD senilai Rp2 triliun,” ungkap Timotheos.