Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak Brent berhasil menembus level US$70 per barel pada penutupan pekan yang berakhir pada Jumat (23/3/3018) seiring dengan penunjukkan John Bolton sebagai penasihat keamanan nasional Amerika Serikat.
Pada penutupan perdagangan Jumat (23/3), harga Brent kontrak teraktif Mei 2018 menguat 1,54 poin atau 2,23% menjadi US$70,45 per barel di ICE Futures Europe yang berbasis di London.
Angka itu menempatkan harga kurang dari satu dolar dari level tertinggi 3 tahun di US$71,28 per barel yang dicapai pada akhir Januari. Level tersebut naik 6,4% dalam sepekan dan merupakan kenaikan mingguan terbesarnya dalam delapan bulan.
Adapun, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei 2018 ditutup naik 1,58 poin atau 2,46% menuju US$65,88 per barel di New York Merchantile Exchange. Minyak WTI mengalami kenaikan 5,7% pada pekan tersebut.
Para analis mengatakan penunjukan John Bolton sebagai penasihat keamanan nasional AS yang baru menggantikan McMaster telah meningkatkan kemungkinan sanksi terhadap Iran dan kekhawatiran baru atas gejolak di Timur Tengah.
“Pasar minyak menginginkan harga premium untuk Bolton,” kata Olivier Jakob, ahli strategi di Petromatrix.
“Sulit untuk menemukan [seseorang] lebih hawkish daripada Bolton dan hampir tidak mungkin menemukan berita yang tidak mengaitkan namanya dengan ‘perang’ atau ‘bom’, dan biasanya kata-kata itu juga terkait dengan Iran,” lanjutnya.
Jakob mengatakan, dikombinasikan dengan pencalonan Mike Pompeo selaku pimpinan Departemen Luar Negeri, sebagian besar pasar akan menyimpulkan bahwa setidaknya kesepakatan nuklir Iran telah mati. Minyak akan dibeli oleh lembaga keuangan sebagai lindung nilai terhadap perang dengan Iran.
“Ada kegelisahan geopolitik. Pergantian penasihat keamanan nasional ini akan membuat pasar tidak tenang tentang apa yang ada di depan dalam hal berurusan dengan Iran,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC, hedge fund berbasis di New York.
Kuldiff menuturkan, peningkatan minyak mentah yang telah mampu melampaui US$65 per barel untuk pertama kalinya sejak awal Februari pekan ini didorong oleh ketegangan geopolitik yang menambah tanda bahwa OPEC dan mitranya berhasil mengeringkan kekenyangan global.
Sementara itu, stok minyak mentah di AS akhirnya masuk di bawah angka rata-rata lima tahun yang diawasi ketat untuk pertama kalinya sejak 2014.