Bisnis.com, JAKARTA – Harga logam industri kompak mengalami koreksi pada perdagangan Rabu seiring dengan kekhawatiran pelaku pasar terkait melemahnya permintaan dari China.
Pada perdagangan Rabu (21/3) pukul 13.10 WIB, harga timah di London Metal Exchange (LME) memimpin pelemahan terdalam sebesar 100 poin atau 0,48% menjadi US$20.675 per ton. Adapun, harga tembaga turun 99 poin atau 1,44% menuju US$6,755 per ton.
Harga seng di LME terkoreksi 58 poin atau 1,78% menjadi US$3.230 per ton. Adapun, harga nikel dan timbal melemah masing—masing 0,19% dan 0,63% menjadi US$13.455 per ton dan US$2.352 per ton. Aluminium menjadi komoditas logam di LME yang mengalami koreksi paling sedikit sebesar 12 poin atau 0,57% menjadi US$2.076 per ton.
Dilansir Bloomberg, komoditas logam kompak mengalami pelemahan di London Metal Exchange (LME) lantaran kerugian baru-baru ini mendorong investor dalam jangka pendek untuk menaruh taruhan bearish di tengah kekhawatiran permintaan China di samping kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed.
“Ada banyak pembicaraan tentang perlambatan China. Ini adalah yang diperhatikan investor,” kata Geordie Wiles, analis di Sucden Financial.
“Tren [pergerakan harga komoditas logam] mengikuti pelaku pasar, cukup kompleks,” kata kepala volatilitas komoditas di Vantage Capital Markets Keith Wildie.
Baca Juga
Adapun, Malcolm Freeman, seorang direktor Kingdom Futures menuturkan bahwa perhatian pasar beralih ke keputusan federal reserve pada Rabu yang kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga.
“Kecuali ada kejutan dari FOMC besok, pasar tampak siap untuk menguji sisi negatifnya baru-baru ini,” ujar Freeman.