Bisnis.com, JAKARTA—Emiten pertambangan mineral PT Merdeka Copper Gold Tbk., (MDKA) membidik kenaikan produksi emas hingga 19,32% pada 2018 menjadi 170.000 ounces.
Manajemen MDKA dalam laporan kinerja Desember 2017 menyampaikan, perusahaan merealisasikan produksi emas sejumlah 142.468 ounces dan perak sebesar 44.598 ounces. Adapun, jumlah bijih yang tertambang mencapai 3,31 juta ounces.
“Biaya keseluruhan operasional yang berkesinambungan sebesar US$425 per ounces,” paparnya dalam siaran pers, dikutip Rabu (14/3/2018).
Menurut manajemen MDKA, parameter operasional dan biaya penambangan sesuai dengan rencana awal. Adapun, produksi emas perdana dilakukan pada Maret 2017.
Total penjualan 2017 mencapai US$132,71 juta dari emas dan perak. Pemasaran emas sejumlah 103.967 ounces dengan harga US$1.273 per ounce sebesar US$132,35 juta, sedangkan perak sebanyak 21.541 ounces seharga US$17 per punce dengan nilai US$357.000.
Dalam laporan keuangan 2017, tertulis pendapatan MDKA mencapai US$129,42 juta atau sekitar Rp1,75 triliun (1US$ = Rp13.513,51). Sebelumnya pada 2016, perusahaan belum membukukan pendapatan.
Pihak ketiga selaku pembeli ialah HSBC Hong Kong sebesar US$132,71 juta. Namun, dikurangi realisasi lindung nilai sejumlah US$3,28 juta, perusahaan mengantongi pendapatan bersih US$129,42 juta.
Pada 2018, perusahaan menargetkan peningkatan produksi emas sekitar 8,80%-19,32% yoy menjadi 155.000-170.000 ounces. MDKA masih akan mengandalkan proyek pertambangan emas Tujuh Bukit, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur.
Dalam lapisan porfiri, Tujuh Bukit memiliki sumber daya mineral sebesar 28 juta ounces dan 19 miliar pounds tembaga. Adapun, pada lapisan oksida, sumber daya meniral mencakup 2,45 juta ounces emas dan 79 juta ounces perak.
Sementara itu, beban pokok penjualan MDKA pada 2017 sebesar US$47,70 juta, sehingga perusahaan mendapatkan laba kotor senilai US$81,72 juta. Posisi laba sebelum pajak mencapai US$63,09 juta, berbalik dari 2016 yang merugi US$6,44 juta.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$43,08 juta atau sekitar Rp582,16 miliar. Sebelumnya pada 2016 perusahaan masih membukukan rugi bersih US$2,76 juta atau setara dengan Rp37,30 miliar.
Nilai kas bersih yang diperoleh atau digunakan untuk aktivitas operasi mencapai US$72,29 juta, meningkat signifikan dari minus US$10,98 juta pada 2016. Posisi kas pada akhir 2017 mencapai US$34,67 juta, turun dari sebelumnya US$42,59 juta.
Liabilitas MDKA pada 2017 mencapai US$181,36 juta, naik dari sebelumnya US$145,12 juta. Peningkatan itu terutama disebabkan kenaikan liabilitas jangka pendek menjadi US$103,66 juta dari 2016 sebesar US$22,56 juta.
Ekuitas perseroan pada 2017 sejumlah US$189,51 juta, naik dari sebelumnya US$159,06 juta. Alhasil, total aset MDKA meningkat menjadi US$370,87 juta dari 2016 senilai US$304,18 juta.