Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tunas Baru Lampung (TBLA) Pacu 50% Pendapatan dari Gula

Emiten perkebunan PT Tunas Baru Lampung menargetkan komposisi pendapatan dari penjualan gula mencapai 50% pada 2018. Total pendapatan ditargetkan naik 20% menembus Rp10 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA-Emiten perkebunan PT Tunas Baru Lampung menargetkan komposisi pendapatan dari penjualan gula mencapai 50% pada 2018. 

Wakil Presiden Direktur TBLA Sudarmo Tasmin menyampaikan, kinerja perusahaan pada tahun lalu cukup menggembirakan. Estimasi pendapatan pada 2017 mencapai Rp8,8 triliun-Rp9 triliun, sedangkan laba bersih sebesar Rp1 triliun.

Per kuartal III/2017, TBLA membukukan pendapatan Rp6,6 triliun dan laba bersih Rp708 miliar. Nilai itu sudah melampaui kinerja setahun penuh 2016 masing-masing sebesar Rp6,51 triliun dan Rp621,01 miliar.

Bila estimasi kinerja keuangan setahun penuh 2017 tercapai, perusahaan membukukan kenaikan pendapatan 32,85% year on year (yoy), dan pertumbuhan laba bersih sebesar 61,03% yoy.

"Tahun lalu naik tinggi karena pabrik gula kita sudah mulai beroperasi," ujarnya, Rabu (28/2/2018).

Pada 2017, perseroan sudah mulai mengoperasikan pabrik gula di Lampung dengan kapasitas 8.000 ton cane per day (TCD). Namun, utilisasi hingga akhir tahun lalu baru mencapai 40%-45%. Ditargetkan utilisasi meningkat menjadi 70% pada 2018.

Per kuartal III/2017, kontribusi pendapatan dari penjualan gula sudah mencapai 36%, dan diperkirakan mencapai 40% pada akhir tahun. Pada 2018, diharapkan bisnis gula berkontribusi terhadap 50% total pemasukan perseroan atau sebanding dengan lini usaha sawit.

Namun demikian, sambung Sudarmo, kontribusi pendapatan dari minyak kelapa sawit dan gula bergantung kepada harga jual komoditas masing-masing.

Harga gula yang ditujukan untuk pasar domestik memang lebih stabil karena mendapatkan proteksi dari pemerintah, sedangkan harga CPO mengacu kepada harga global.

“Perbandingan antara bisnis gula dan sawit bisa di antara 50:50 pada [pendapatan] 2018. Tergantung kepada fluktuasi harga masing-masing komoditas itu,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper