Bisnis.com, JAKARTA – PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk. akan melepas 200 juta saham umum atau sebesar 33,49% dari total modal ditempatkan dan disetor perusahaan, pada proses penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) perseroan.
Dalam prospektus ringkas yang dipublikasikan perseroan, masa penawaran awal akan berlangsung selama 28 Februari—12 Maret 2018 dengan perkiraan tanggal efektif pada 26 Maret 2018. Nilai nominal saham yang ditawarkan yaitu Rp100 per lembar.
Manajemen perusahaan jasa layanan tower telekomunikasi tersebut menyampaikan seluruh dana hasil IPO tersebut akan digunakan untuk beberapa keperluan seperti refinancing, modal kerja, dan belanja modal perusahaan.
Pinjaman yang akan dibiayai kembali oleh perusahaan yaitu pada Bank Mandiri yang merupakan kredit investasi, yaitu sebesar 74% dari dana IPO, sebesar 23% akan digunakan untuk modal kerja dan operasional perusahaan.
“Sebesar 3% akan digunakan untuk belanja modal yang berkaitan dengan pembangunan sites telekomunikasi baru guna pelunasan dan penambahan portfolio menara telekomunikasi perseroan,” ungkap manajemen.
Perseroan menambahkan bahwa saat ini proses pembangunan sites telekomunikasi tersebut telah mencapai tahap pengkajian lahan yang akan diakuisisi. Untuk menambah sites baru, manajemen memprediksi harus menggelontorkan dana Rp66 miliar.
Selama Januari—September 2017, perseroan melaporkan pendapatan sebesar Rp67,76 miliar naik cukup signifikan jika dibandingkan pendapatan full year pada 2016 yang sebesar Rp69,86 miliar.
Pada Januari-September 2017, perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp21,39 miliar, setelah sepanjag 2016 membukukan laba sebesar Rp9,63 miliar.