Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Bijih Besi Vale SA Yakin Permintaan China Berlanjut

Kampanye agresif China untuk membersihkan udara dengan menekan pabrik baja yang berpolusi diprediksi masih terus mendorong kebutuhan akan bijih besi bermutu tinggi untuk meningkatkan produktivitas dan membatasi emisi. Hal itu membuka pintu lebih luas bagi pemasok bijih besi kualitas tinggi, seperti Vale SA.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Kampanye agresif China untuk membersihkan udara dengan menekan pabrik baja yang berpolusi diprediksi masih terus mendorong kebutuhan akan bijih besi bermutu tinggi untuk meningkatkan produktivitas dan membatasi emisi. Hal itu membuka pintu lebih luas bagi pemasok bijih besi kualitas tinggi, seperti Vale SA.

Chief Executive Officer (CEO) Vale SA Fabio Schvartsman menuturkan bahwa upaya China yang terus berlanjut untuk mengurangi polusi akan meningkatkan permintaan bijih besi berkualitas tinggi milik perusahaannya, bahkan di saat produsen bijih besi teratas dunia tersebut berusaha untuk melakukan diversifikasi dari logam tersebut.

“Saya tidak bisa membayangkan China kembali mengendalikan polusi yang coba dilakukan. Mereka akan melakukan segala kemungkinan untuk memeriksa polusi. Dan itu yang menjamin permintaan mereka,” tutur Schvartsman, seperti dilansir Reuters, Rabu (31/1/2018).

Salah satu perusahaan pertambangan terbesar di dunia itu berencana untuk mengangkat ekspor bijih besi sebesar 7% menjadi 390 juta ton pada 2018.

Kendati demikian, Schvartsman menuturkan, perusahaan akan berusaha mengurangi persentase pendapatan yang berasal dari bijih besi dari 90% menjadi 70% saat ini seiring dengan upayanya melakukan diversifikasi.

Vale SA memang selama ini mengandalkan penjualan bijih besi untuk sebagian pendapatan mereka, meskipun dikabarkan melakukan diversifikasi (menganekaragamkan) lebih banyak ke bahan baku industri lainnya, seperti tembaga, aluminium, dan batu bara.

“Perusahaan ini mulai menjadi benar—benar terdiversifikasi,” lanjut Schvartsman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper