Bisnis.com, JAKARTA - Moncernya kinerja saham second liner seperti sektor komoditas dan konstruksi mampu mengerek laju indeks reksa dana saham sepanjang pekan lalu. Alhasil, indeks reksa dana saham mampu melampaui indeks harga saham gabungan (IHSG).
Berdasarkan data Infovesta Utama, sepanjang pekan lalu kinerja indeks reksa dana saham tercatat sebesar 4,49%, sedangkan IHSG hanya sebesar 4,16%. Ini berbeda dengan kondisi tahun lalu, di mana kinerja reksa dana saham di bawah IHSG.
"Saham konstruksi terutama yang pekan lalu mampu rebound. Ini yang menjadi pendorong," kata Head of Investment Infovesta Utama Wawan Hendrayana kepada Bisnis.com, Senin (26/2/2018).
Sementara itu, tren positif yang dialami oleh indeks reksa dana campuran juga disebabkan oleh moncernya kinerja saham. Selain itu, strategi fund manager yang mengelola dana di obligasi korporasi cukup efektif mempertahankan tren positif.
Ini berbeda dengan reksa dana pendapatan tetap yang cukup tertekan karena pelemahan surat utang negara. "Investor asing net sell SUN sehingga harganya tertekan dan berdampak ke reksa dana pendapatan tetap," imbuhnya.
Adapun untuk reksa dana pasar uang cukup positif karena menempatkan investasi pada instrumen yang lebih aman yakni deposito serta obligasi yang akan jatuh tempo, sehingga risiko cukupo minim.