Bisnis.com, JAKARTA – Produsen keramik PT Arwana Citramulia Tbk. berambisi memperluas pasar ekspor karena harga jual produk di luar negeri yang lebih tinggi. Meski sudah berdiri selama 10 tahun, perseroan belum lama mencoba peruntungan di pasar ekspor.
Head of Investor Relations PT Arwana Citramulia Tbk. Max Tan mengungkapkan perseroan baru mulai mengekspor produk keramiknya pada September 2017 lalu. Perseroan masih menjajaki beberapa negara untuk memperluas pasar ekspor.
“Kami baru mengekspor sedikit dari total produksi, tetapi Malaysia misalnya, sudah melakukan pemesanan ulang. Margin ekspor memang lebih besar, perbedannya bisa US$2,5—US$3 per meter perseginya [dibandingkan harga jual lokal],” ungkap Max di Jakarta, akhir pekan lalu.
Max enggan membeberkan negara mana saja yang sedang dijajaki perusahaan untuk dapat mengekspor produk keramik. Kendati demikian, dia meyakini produk Arwana Citramulia akan dapat bersaing di pasar ekspor.
Max menjelaskan saat ini harga gas yang merupakan energi yang digunakan perseroan memang mencapai dua kali lipat dari harga gas negara tetangga. Untuk itu, perseroan menempuh efisiensi di segala lini sehingga produk ekspor tetap dapat bersaing.
Dalam 7 tahun terakhir, emiten dengan kode saham ARNA tersebut memperoleh perghargaan Green Industry Award karena mengimplementasikan zero waste. Skema inilah yang menurut Max, membuat produksi pabrik lebih efisien.
Baca Juga
“Saat ini kami merupakan pabrik keramik paling eisien di Indonesia. Biaya yang kami keluarkan untuk memproduksi per meter persegi keramik, lebih rendah dari perusahaan lain,” ungkap Max.
Adapun, saat ini, Arwana Citramulia dapat memproduksi 1,78 meter persegi keramik per MMBtu keramik. Adapun, selain masih menghadapi tingginya harga gas domestik, pelaku industri keramik nasional juga dituntut bersaing dengan produk keramik impor asal China yang masif masuk ke Tanah Air.