Bisnis.com, JAKARTA - PT Unilever Indonesia Tbk. masih tertatih dalam menyelesaikan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatra Utara, karena infrastruktur di wilayah tersebut masih tergolong minim.
Sebagaimana diketahui, Unilever mulai menjajaki pembangunan KEK Sei Mangkei di Sumatra Utara sejak 2015. Perseroan ingin membangun kompleks produksi oleokimia (oleochemical) dan turunannya, yang hasilnya ditujukan untuk pasar ekspor. Saat ini, proyek senilai lebih dari Rp10 triliun sedang berjalan di lokasi tersebut.
Chief Financial Officer (CFO) PT Unilever Indonesia Tbk. Tevilyan Yudhistira Rusli menyampaikan saat ini pemerintah telah memberikan fasilitas kemudahan perpajakan yaitu tax holiday pada Unilever sebagai pengelola kawasan. Kendati demikian, pembangunan kawasan membutuhkan infrastruktur yang sesuai.
"Kami membangun industri upstream di Sei Mangkei tapi infrastruktur di sana belum begitu tumbuh. Pemerintah perlu improve kebijakan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan industri," jelas Tevilyan di Jakarta, Rabu (7/2/2018).
Tevilyan mengungkapkan untuk dapat mengakselerasi pembangunan industri, beberapa infrastruktur dasar seperti jalan dan pelabuhan harus dapat terpenuhi.
Dalam draf regulasi PSN, kawasan dengan luas 1933,8 hektare tersebut ditujukan khusus untuk hilirisasi kelapa sawit, hilirisasi karet dan aneka industri. KEK Sei Mangkei diproyeksikan dapat menarik investasi senilai Rp129 triliun.
Beberapa investor yang tengah merealisasikan proyek di sana yaitu PT Unilever Oleochemical Indonesia dengan nilai investasi Rp3,35 triliun, PT Industri Nabati Lestari dengan nilai investasi Rp1 triliun, PT Alternative Protein Indonesia (API) dengan nilai investasi Rp5,70 triliun, dan PT Pertamina (Persero)-BGS PLTBg Sei Mangke senilai Rp53 miliar.
