Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WCMS 2018 : Malaysia Undang Pemimpin Dunia Kritisi Nasib Kapitalisme

Otoritas Keuangan Malaysia, The Securities Commission Malaysia (SC), menghadirkan pemimpin dan para pemikir global ke Kuala Lumpur untuk membicarakan masa depan kapitalisme.
Chairman Securities Commission Malaysia (SC)  Tan Sri Dato Seri Ranjit Ajit Singh menyampaikan sambutan pada pembukaan World Capital Markets Symposium (WCMS) 2018 yang digelar di Kuala Lumpur 6-7 Februari 2018
Chairman Securities Commission Malaysia (SC) Tan Sri Dato Seri Ranjit Ajit Singh menyampaikan sambutan pada pembukaan World Capital Markets Symposium (WCMS) 2018 yang digelar di Kuala Lumpur 6-7 Februari 2018

Bisnis.com, KUALA LUMPUR—Otoritas Keuangan Malaysia, The Securities Commission Malaysia (SC), menghadirkan pemimpin dan para pemikir global ke Kuala Lumpur untuk membicarakan masa depan kapitalisme.

Chairman SC Tan Sri Dato’ Seri Ranjit Ajit Singh mengatakan kapitalisme menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Meski begitu, kapatalisme juga disebut memiliki keterkaitan dengan timbulnya masalah perubahan iklim, kesenjangan kekayaan,  hingga isu ketenagakerjaan yang berdampak besar dalam kehidupan. 

"Juga terdapat kekhawatiran kapitalisme melahirkan fokus jangka pendek sehingga mengorbankan kepentingan jangka panjang," kata Ranjit dalam pembukaan World Capital Markets Symposium (WCMS) 2018, di Kuala Lumpur hari ini, Selasa (6/2/2018). 

Fokus jangka pendek ini, merupakan kontributor utama munculnya perbedaan pandangan tujuan pembangunan ekonomi antara sektor keuangan dan ekonomi riil. Untuk itu, kata dia, diperlukan pendekatan ulang untuk memperoleh keseimbangan baru. 

"Dibutuhkan pemikiran ulang bukan hanya kuantitas pertumbuhan yang difokuskan namun kualitas dari pertumbuhan itu," katanya. 

Dalam WCMS 2018 ini SC menghadirkan beberapa pakar seperti Mantan Perdana Menteri New Zealand  Helen Clark yang memaparkan agenda pembangunan berkelanjutan dan upaya untuk mewujudkannya hingga Presiden Bank Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) yang menyampaikan upaya penguatan ekonomi sosial kawasan ini. 

Selain itu, Ranjit juga mengingatkan seiring dimulainya revolusi industri keempat saat ini, maka perhatian harus diarahkan kemana akan didorong. Bagaimana ekonomi didorong untuk memastikan generasi mendatang memperoleh keadilan dan kesejahteraan. Bukan lagi terjebak dalam diskursus sejauh mana pertumbuhan telah dicapai. 

"Oleh karena itu, keharusan kedepan memastikan inovasi baru selaras dengan kebutuhan dan harapan dari masyarakat," katanya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper