Bisnis.com, JAKARTA - Efek pelemahan bursa saham global turut berimbas pada bursa domestik. Indeks harga saham gabungan hari ini, Selasa (6/2/2018), ditutup melemah lebih dari 1%.
IHSG ditutup merosot 1,69% atau 111,13 poin ke level 6.478,53, setelah dibuka dengan pelemahan 1,28% atau 84,48 poin di level 6.505,19.
Berdasarkan data Bloomberg, seluruh sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona merah, didorong oleh sektor industri dasar yang merosot 3,16%, disusul sektor pertanian dengan pelemahan 2,86%.
Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis-27 ditutup melemah 1,51% atau 8,99 poin ke level 586,86, setelah pada perdagangan Senin (5/2) ditutup melemah 0,15% ke posisi 595,85.
Hampir seluruh bursa di Asia dan global hari ini terseret ke zona merah, menyusul pelemahan bursa AS di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa inflasi akan memaksa kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut.
Indeks Topix ditutup merosot 4,4% atau 80,33 poin ke level 1.743,41, sedangkan indeks Nikkei 225 ditutup melemah 4,73% atau 1.071,84 poin ke level 21.610,24.
Indeks Shanghai Composite ditutup merosot 3,4% ke level 3.370,65, penurunan harian terbesar sejak Februari 2016. Adapun Indeks Hang Seng ditutup merosot 5,12% atau 1.649,80 ke level 30.595,4.
Di Asia Tenggara, indeks FTSE Straits Time Singapura melemah 2,03%$, indeks SE Thailand turun 1,26%, indeks FTSE Malaysia KLCI melemah 2,19%, sedangkan indeks PSEi Filipina melemah 0,76%.
Adapun, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, total net sell asing mencapai Rp1,74 triliun pada perdagangan hari ini. Investor asing melakukan aksi jual sebanyak 1,98 miliar lembar saham senilai Rp4,57 triliun. Adapun aksi beli investor asing tercatat mencapai 1,50 miliar lembar saham senilai sekitar Rp2,82 triliun.
Vice President Research Department Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan IHSG masih cukup kuat karena ditopang oleh beberapa faktor seperti nilai tukar rupiah yang masih tergolong stabil dan fundamental perekonomian yang dalam kondisi positif.
“Data yang dipublikasikan beberapa hari terakhir menunjukkan fundamental perekonomian masih kuat sehingga menambah daya tarik bagi investor yang akan memulai langkah investasi di awal tahun ini,” ungkap William dalam riset. Dia memprediksi pada hari ini (7/2) IHSG berpotensi menguat dalam rentang 6.431—6.602.
Adapun, Research Division PT Erdikha Elit Sekuritas Hendri Widiantoro mengungkapkan pada perdagangan kemarin, fractal buy sudah tertembus dan masih berada pada pada fase deselerasi, sehingga indikasi tekanan IHSG turun masih cukup besar . Jika mencapai level 6.449, dalam jangka menengah trend IHSG berbalik menjadi bearish.
“Stochastik mengarah pada bearish momentum dengan ruang pelemahan yang mulai terbatas . Indeks di hari ini diperkirakan masih dapat bergerak melemah dengan range pergerakan di antara 6.417-6.525,” ungkap Hendri.