Bisnis.com, JAKARtA – Harga minyak mentah menghapus penguatan saat dolar AS rebound menyusul komentar Presiden Donald Trump bahwa pada akhirnya dia menginginkan greenback yang lebih kuat.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Maret ditutup melemah 0,2% atau 0,10 poin ke level US$65,51 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah sempat menguat 1,6% ke US$66,66 selama sesi perdagangan Kamis (25/1/2018).
Total volume yang diperdagangkan mencapai 33% lebih tinggi dari rata-rata perdagangan 100 hari.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Maret turun 0,11 poin ke level US$70,42 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan US$4,91 lebih mahal dibanding WTI.
Dalam wawancara dengan CNBC saat tiba di World Economic Forum di Davos, Swiss, Trump menginginkan dolar yang kuat dan mengatakan komentar sebelumnya oleh Menteri Keuangan Steven Mnuchin keluar dari konteks.
“Momentum penguatan dolar AS telah mendorong harga minyak mentah turun, namun kemungkinan akan menjadi fenomena sementara," kata Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research, seperti dikutip Bloomberg.
Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama, ditutup menguat 0,31% atau 0,28 poin ke level 89,486 setelah sempat melemah hingga level 88,438.