Oktober 2017, Idunk Ace Pradana memberikan mahar 50.000 lembar saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. untuk menikahi gadis pujaan hatinya.
Tak mudah untuk menyakinkan calon istri dan mertua Idunk bahwa menabung di pasar modal melalui investasi saham bukanlah hal yang melenceng dari ajaran agama. Pendekatan yang intens ia lakukan selama beberapa waktu, di sela-sela mempersiapkan acara pernikahan.
Sambil membicarakan aneka kebutuhan menjelang pernikahan, Idunk menjelaskan kepada calon istri dan mertuanya mengenai alasan dia memilih saham sebagai mas kawin. Mengutip penjelasan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 80 tentang tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Regular Bursa Efek, Indunk memastikan bahwa berinvestasi di pasar modal tidak haram.
Mendengar penjelasan yang disampaikan, akhirnya calon mertua memberikan lampu hijau kepada Idunk untuk menikahi anaknya, Annisa Diah Siswantari, dengan kawin berupa saham. Calon mertua hanya memberi persyaratan, bahwa saham yang dipilih haruslah saham syariah.
“Saya memilih SIDO [saham Sido Muncul] karena masuk dalam kategori saham syariah dan memiliki rasio utang yang sangat kecil," ungkapnya saat dihubungi Bisnis, beberapa waktu lalu.
Apa yang membuat Idunk berinisiatif memberikan mahar saham? Idunk menceritakan, ketertarikannya pada investasi di pasar modal telah dimulai sejak dia kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pada 2013, Idunk aktif mengikuti kelompok belajar pasar modal yang diampu oleh Bursa Efek Indonesia.
Pada awal investasi, ia hanya bermodal Rp100.000. Setelah melihat prospek investasi saham cukup positif, Idunk pun menginvestasikan dana senilai Rp500.000.
Sebelum membeli saham-saham, Idunk terlebih dahulu menganalisa kinerja keuangan saham yang akan dibeli bersama dengan kelompok belajar di kampus. Keinginanya untuk menjadi investor di pasar modal membuka jalan bertemu jodoh.
Saat Idunk ditunjuk menjadi pemandu dalam acara trading saham di kampusnya, tepat saat itu ia bertemu dengan Annisa. Idunk sempat membantu Annisa untuk melakukan transaksi saham.
Tak ingin kehilangan kesempatan saat bertemu gadis jelita, Idunk pun bertukar nomor telepon dengan Annisa. Aksi trading saham pun menyatukan hati dua anak manusia.
Setelah Idunk dan Annisa menikah, keluarga besar Idunk dan Annisa meminta untuk diajari cara berinvestasi yang benar beserta mekanismenya. Bahkan ada juga teman dari media sosial yang meminta ajari untuk investasi saham.
INVESTOR RITEL
Bursa Efek Indonesia mencatatkan jumlah single investor identification (SID) per minggu pertama Desember 2017 mencapai sekitar 621.000. akun. Pada periode yang sama, Jumlah investor pasar modal termasuk investor reksa dana dan obligasi sudah mencapai 1,1 juta SID.
Direktur PT Bursa Efek Indonesia Nicky Hogan mengungkapkan, pihaknya cukup intens mengadakan edukasi melalui sekolah pasar modal untuk meningkatkan jumlah investor lokal, terutama dari kelompok masyarakat berusia muda.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 30% investor di pasar modal didominasi oleh investor berusia antara 18-25 tahun. Artinya, tidak kurang dari 300.000 investor merupakan anak-anak muda yang telah mulai menanamkan uangnya di pasar modal. Salah satunya adalah Idunk.
Ketika mahar diserahkan kepada Annisa, harga saham SIDO berada pada level Rp555 per saham. Pada penutupan perdagangan Kamis (18/1), harga saham tersebut naik ke level Rp580 per saham.
Kenaikan harga saham SIDO yang bersejarah dalam kisah hidup Idunk dan Annisa semakin menguatkan minat mereka untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai. Sebab mereka meyakini bahwa berinvestasi di pasar modal merupakan strategi jangka panjang demi mencapai masa depan yang lebih cerah. (Farodlilah Muqoddam)