Bisnis.com, JAKARTA–Manuel Quevedo, Menteri Minyak Venezuela sekaligus kepala perusahaan minyak negara PDVSA menuturkan, produksi minyak Venezuela meningkat mendekati 1,9 juta barel per hari (bph) setelah mencapai titik terendah sepanjang sejarah pada 2017.
Venezuela melaporkan kepada OPEC bahwa pihaknya menghasilkan 1,834 juta bph pada November 2017, angka terendah sepanjang tahun. Quevedo mengisyaratkan bahwa angka pada Desember yang akan diterbitkan oleh OPEC pada Kamis (18/1) akan lebih tinggi dari itu.
“2018 akan menjadi tahun pemulihan setelah menyentuh titik terendah. Kami sekarang mendekati 1,9 juta bph. Terima kasih kepada para pekerja,” tutur Quevedo dilansir dari Reuters hari ini Senin (15/1/2018).
Quevedo memberikan rincian, berpegang pada tujuan memberantas korupsi dan menempatkan kekuasaan di tangan pekerja sebagai sarana untuk menghidupkan kembali industri minyak Venezuela.
Kendati demikian, analis memprediksikan adanya penurunan tajam akan berlanjut pada output Venezuela mengingat krisis ekonomi di negara tersebut masih menggaung.
Salah satu anggota OPEC ini menghadapi krisis ekonomi dengan jutaan warganya kekurangan pangan dan obat—obatan. Quevedo menyalahkan sanksi AS dan korupsi atas masalah tersebut menyusul Presiden Nicolas Maduro mengatakan bahwa Venezuela menderita ‘perang ekonomi’ yang dilakukan oleh Washington.
Kondisi ini masih menimbulkan beragam ekspektasi mengingat negara yang mengalami krisis ekonomi ini mengandalkan minyak sekitar 95% dari pendapatan ekspornya.