Bisnis.com, JAKARTA - Emiten properti, PT Sentul City menggandeng perusahaan asal Jepang, Sumitomo Corporation untuk membangun apartemen,bangunan tempat tinggal dan perkantoran.
Dalam perusahaan patungan ini, porsi kepemilikan saham Sentul City hanya 30% atau setara Rp99,9 miliar, sedangkan Sumitomo Corporation menjadi mayoritas hingga 70%, setara Rp233,1 miliar
Dalam keterbukaan informasi Selasa (28/11/2017), tujuan dibentuknya perusahaan patungan ini adalah untuk melaksanakan kegiatan usaha pembelian, penjualan, persewaan dan pengoperasian real estat, baik yang dimiliki sendiri maupun disewa.
Emiten bersandi saham BKSL memiliki kas dan setara kas senilai Rp299,06 miliar hingga September 2017. Selama sembilan bulan tahun ini, pendapatan yang dicetak mencapai Rp715,12 miliar, naik 49,56% dari posisi Rp478,14 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Hingga September 2017, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp83,14 miliar, turun 20,23% dari posisi Rp104,23 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, pinjaman bank jangka pendek yang dimiliki oleh BSKL hingga September 2017 mencapai Rp287,6 miliar, telah turun dari akhir tahun sebelumnya yang sempat mencapai Rp382,8 miliar. Adapun pinjaman jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu setahun mencapai Rp133 miliar.
Adapun, total liabilitas dan ekuitas yang dimiliki oleh BKSL masing-masing Rp4,8 triliun dan Rp9,55 triliun, dari posisi sebelumnya Rp4,19 triliun dan Rp7,16 triliun. Sebelumnya, BKSL telah menggandeng Jepang untuk membangun AEON Mall.
Pada tahun ini, BKSL telah melakukan right issue sekitar Rp2,3 triliun. Sebelumnya, Direktur Utama Sentul City Keith Steven Muljadi mengungkapkan, dana hasil right issue akan mengembangkan lahan seluas 273 hektar. Adapun lahan tersebut berada di kawasan multi-CBD Sentul City.
Saat dihubungi Bisnis, Steven belum mengungkapkan, lokasi yang akan digarap oleh JV dengan Sumitomo hingga berita ini diturunkan.