Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ECB Lakukan Tapering, Mata Uang Euro Bertenaga

Euro menguat menjelang keputusan European Central Bank (ECB) hari ini (26/10), sementara dolar AS mengalami tekanan.
Mata uang Euro/Istimewa
Mata uang Euro/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Euro menguat menjelang keputusan European Central Bank (ECB) hari ini (26/10), sementara dolar AS mengalami tekanan.

Pada perdagangan Kamis (26/10) pukul 10.40 WIB, mata uang euro menguat 0,0016 poin atau 0,14% menuju 1.1829 per dolar AS. Sepanjang tahun euro menguat 12,47%.

Euro menguat pada hari ini lantaran investor menunggu rincian rencana ECB untuk mengurangi program stimulus pembelian obligasi, sementara dolar tertekan setelah reli seminggu terakhir ini.

Sementara itu, dolar AS tertekan setelah reli selama seminggu terakhir karena optimisme mengenai prospek reformasi pajak AS serta spekulasi bahwa Gubernur The Federal Reserve selanjutnya akan mengarah pada Ekonom Stanford John Taylor yang bersikap hawkish.

Tercatat indeks dolar AS mengalami perlemahan 0,177 poin atau 0,19% menjadi 93.534. Sepanjang tahun dolar AS melemah 8,48%.

Tim analis Monex Investindo Futures dalam publikasi risetnya berpendapat, keputusan ECB ini akan menjadi langkah terbesarnya dalam usaha mengakhiri kebijakan moneter longgar.

“Hampir dipastikan ECB mengurangi stimulus pembelian obligasi (tapering) pada pertemuan kebijakan moneter hari Kamis ini sehingga membuat investor optimistis memegang euro,” katanya, Kamis (26/10).

Sebelumnya ekonom dari Union Bank of Switzerland (UBS) memprediksikan ECB akan mengurangi pembelian aset bulanan menjadi sebesar 30 miliar euro pada Januari 2018, turun 50% dari periode sebelumnya sebesar 60 miliar euro. Pengurangan pembelian aset ini akan dilakukan perlahan hingga September 2018.

Namun demikian, Kepala Perdagangan di Asia Pasifik untuk Oanda di Singapura Stephen Innes mengatakan, tampaknya ada beberapa kehati-hatian terhadap risiko dari pengumuman kebijakan ECB yang dapat menopang euro.

“Pasar mungkin melakukan lindung nilai atas kejutan hawkish,” kata Innes seperti dilasir Reuters, Kamis (26/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Eva Rianti
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper