Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Permata (BNLI) Raup Laba Bersih Rp708 Miliar

Bank Permata membukukan laba bersih sebesar Rp708 miliar pada kuartal III/2017, terus membaik dari posisi merugi Rp1,23 trliun pada periode yang sama tahun lalu.
Seorang karyawati Bank Permata menghitung uang/Antara-Ari Bowo Sucipto
Seorang karyawati Bank Permata menghitung uang/Antara-Ari Bowo Sucipto

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk., membukukan laba bersih sebesar Rp708 miliar pada kuartal III/2017, terus membaik dari posisi merugi Rp1,23 trliun pada periode yang sama tahun lalu.

Ridha DM Wirakusumah, Direktur Utama Bank Permata mengatakan perseroan terus meningkatkan kinerja operasional yang berkelanjutan untuk periode yang berakhir 30 September 2017 dengan membukukan laba bersih. Hal itu mencerminan peningkatan kualitas aset dibandingkan tahun lalu dan kedisiplinan dalam pengelolaan biaya.

"PermataBank terus menjaga profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan dengan modal yang kuat dan neraca keuangan yang lebih sehat sebagaimana tercermin dalam kinerjanya di tiga kuartal berturut-turut ini. Strategi kami untuk meningkatkan kualitas aset dan penguatan manajemen risiko akan memposisikan pertumbuhan bank ke depan," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Kamis (26/10).

Sejalan dengan fokus pengeloaan kualitas aset dan penjualan NPL di semester pertama, penyaluran kredit menjadi lebih rendah dibandingkan tahun lalu - turun 17% yoy, walaupun tumbuh 16% yoy di Unit Usaha Syariah.

Meskipun tidak terjadi pertumbuhan kredit dibanding kuartal lalu, perseroan mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif pada kredit dan dana pihak ketiga di bulan terakhir di kuartal ketiga 2017. Pertumbuhan kredit yang positif tersebut dikonstribusi oleh KPM, KPR, SME dan kredit korporat (wholesale banking).

Dari sisi likuiditas, PermataBank memelihara loan to deposit ratio (LDR) 83% dibandingkan dengan 86% (q-q 3). Bank juga terus memperbaiki struktur pendanaan, terlihat dari rasio CASA yang lebih tinggi yaitu 50% dibandingkan dengan 43%, didorong oleh pertumbuhan giro dan mengurangi Deposito Berjangka. Tumbuhnya CASA akan terus menjadi prioritas untuk menjamin biaya dana yang murah dan berkelanjutan.

Modal Bank yang kuat tercermin dari rasio Common Equity Tier 1 (CET-1) dan Capital Adequacy Ratio (CAR) masing-masing sebesar 15,6% dan 18,8%, jauh lebih tinggi dari ketentuan yang berlaku. Hal ini disebabkan kinerja perseroan yang semakin membaik tahun ini dan telah menyelesaikan rights issue senilai Rp3 triliun pada Juni 2017.

Selain itu, perbaikan kualitas aset dilakukan melalui penjualan asset, restrukturisasi dan perbaikan aset secara proaktif. Hal ini menyebabkan rasio NPL Gross dan Net mengalami perbaikan masing-masing sebesar 4,7% dan 1,8% pada 30 September 2017 dibandingkan dengan 4,9% dan 2,5% pada periode yang sama tahun lalu dan 8,8% dan 2,2% di Desember 2016.

NPL Coverage Ratio yang lebih tinggi sebesar 175% dibandingkan dengan 166% di Juni 2017, 122% di Desember 2016 dan 98% di bulan September 2016 mengindikasikan bank secara terus menerus memitigasi potensi kerugian kreditnya secara berhati-hati.

"Kami akan terus memperkuat fundamental dan memanfaatkan kekuatan inti, termasuk jaringan cabang yang luas, meluncurkan produk inovatif. Kami yakin PermataBank dapat kembali ke kinerjanya yang semakin kuat dengan membangun peran sebagai agen pengembang (agent of development) bagi nasabah dan klien,” ujar Ridha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper