Bisnis.com, JAKARTA--PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) sepanjang 2017 bertambah dari 35 perusahaan menjadi 38 perusahaan.
Hingga 25 Oktober 2017, tercatat 27 perusahaan telah menggelar IPO dan masih ada 11 perusahaan dalam pipeline yang akan listing di pengujung 2017.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat mengungkapkan maraknya aksi IPO emiten didorong kondisi makro ekonomi yang kondusif.
Selain itu, regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mendorong Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk tumbuh pun memberikan stimulus kepada perusahaan untuk menggelar IPO tahun ini.
“Kondisi makro baik sehingga kesempatan perusahaan untuk melakukan ekspansi usaha pun besar. Selain itu, adanya regulasi OJK terkait SME [UKMK],” ujarnya, Rabu (25/10/2017).
Berdasarkan data BEI, 27 perusahaan yang telah menggelar IPO sepanjang 2017 memiliki total emisi sebesar Rp5,61 triliun. Jika dilihat berdasarkan tahun sebelumnya, Samsul mengungkapkan nilai emisi memang tidak sebanyak 2016.
Tetapi, dari jumlah perusahaan yang IPO mengalami peningkatan lebih dari 100%. Berdasarkan data OJK, tercatat 14 perusahaan melakukan IPO sepanjang 2016 dengan total emisi sebesar Rp12,07 triliun.
“Kami memang tidak menargetkan berapa nilai emisi dan tidakmemperkirakan berapa jumlah yang diambil. Sekarang tahunnya SME,” ujarnya.
Sementara untuk 2018, Samsul menargetkan 35 perusahaan akan IPO. Target moderat ini disebabkan akan ada pergantian direksi sehingga nanti akan kembali menyesuaikan direksi baru.
Sejalan dengan antrian IPO dalam pipeline, beberapa perusahaan telah menggelar mini expose di BEI. Terbaru yakni pekan lalu, PT Campina Ice Cream Industry telah melakukan mini expose dan akan melantai di BEI pada Desember 2017.
Perusahaan es krim tersebut akan melepas 30% saham. "Harga penawaran saham belum ketahuan. Tetapi aset mereka lumayan banyak di atas Rp1 triliun,” ujar Samsul.