Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Shanghai Composite Alami Penurunan Mingguan di Tengah Perlambatan Ekonomi

Indeks Shanghai Composite China berhasil mencatatkan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (20/10/2017), meski mengalami penurunan performa mingguannya menyusul rilis data pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan perlambatan pada kuartal ketiga.
Bursa Shanghai Composite Index/Reuters
Bursa Shanghai Composite Index/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Shanghai Composite China berhasil mencatatkan rebound pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (20/10/2017), meski mengalami penurunan performa mingguannya menyusul rilis data pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan perlambatan pada kuartal ketiga.

Indeks Shanghai Composite ditutup rebound 0,25% atau 8,48 poin di level 3.378,65, setelah dibuka turun 0,20% atau 6,66 poin di posisi 3.363,51.

Adapun indeks CSI300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir turun 0,11% atau 4,40 poin di level 3.926,85, setelah dibuka dengan pelemahan 0,32% atau 12,72 poin di posisi 3.918,53.

Sepanjang pekan ini, indeks CSI300 naik 0,2% sedangkan indeks Shanghai Composite turun 0,4%.

Pada hari Kamis (19/10), sentimen para investor digoyahkan oleh peringatan Gubernur People’s Bank of China (PBOC) Zhou Xiaochuan tentang gelembung aset pada negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Namun, bursa saham kembali mengalami penurunan pada hari ini setelah para pelaku pasar menggambarkan reaksi berlebihan pasar pada sesi perdagangan sebelumnya.

Dalam risetnya, Zhang Yidong, pakar strategi perusahaan broker China Industrial Securities, menuliskan bahwa referensi Zhou terhadap ‘momentum Minsky’ adalah bagian dari analisis risiko keuangan sistemiknya, alih-alih mengenai keadaan ekonomi China saat ini.

'Momentum Minsky' yang diambil dari nama ekonom Hyman Minsky, adalah kondisi jatuhnya harga aset secara tiba-tiba setelah periode pertumbuhan yang panjang, akibat dipicu tekanan utang atau mata uang.

Seperti yang telah diperkirakan, pertumbuhan ekonomi negeri tirai bambu sedikit melambat pada kuartal ketiga, akibat upaya pemerintah untuk mengendalikan pasar properti dan risiko utang mempengaruhi aktivitas ekonomi.

Dalam pidato di kongres Partai Komunis, Presiden China Xi Jinping menyatakan akan memperdalam reformasi ekonomi dan keuangan serta selanjutnya membuka pasar kepada investor asing seiring dengan upayanya bergerak menuju pertumbuhan berkualitas tinggi.

Namun investor terlihat berhati-hati setelah sejumlah pembuat kebijakan di sela-sela kongres partai berkomitmen untuk mempertahankan aturan finansial yang ketat dalam upaya menangkal potensi ketidakstabilan.

“Beijing diharapkan mempublikasikan lebih banyak langkah di masa depan untuk mengendalikan risiko di bidang seperti shadow banking, yang berpotensi memperlambat pertumbuhan kredit dan ekonomi,” ujar Ekonom UBS, Wang Tao, seperti dikutip dari Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper