Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahana Sekuritas: Kompetisi Harga Rokok Melunak, Cermati Saham Tembakau Pilihan Ini

GGRM diperkirakan akan diperdagangkan 17,6 x PE, dan laba bersih HMSP akan naik menjadi Rp12,87 triliun pada 2018.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Persaingan harga di industri rokok terindikasi mulai melunak sehingga saham sektor tembakau diberi rekomendasi netral. seperti apa prospek dan risikonya? 

Analis Bahana Sekuritas Michael Setjoadi menjelaskan memasuki paruh kedua tahun ini, perang kenaikan harga rokok di industri tembakau Indonesia mulai mereda seiring dengan keluarnya produk baru dengan harga yang bersaing.

Dia melihat, empat pemain besar di industri ini yang gencar mengeluarkan produk baru sejak pertengahan 2015 hingga 2016, perlahan menahan harga karena kenaikannya sudah terlalu tinggi.

"Ada sejumlah hal yang menguntungkan industri tembakau pada tahun depan, yang juga masih disertai beberapa risiko yang patut dicermati," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Jumat (13/10/2017).

Michael menjelaskan, dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 terlihat rencana kenaikan cukai tidak akan setinggi tahun ini. Apabila tahun ini rata-rata kenaikan cukai rokok sekitar 10%--11%, maka pada tahun depan kenaikan cukai bakal berada pada kisaran 7%--9%.

‘'Dalam 5 tahun terakhir, rata-rata kenaikan cukai rokok lebih tinggi dari kenaikan inflasi. Apabila tahun depan kenaikan cukai rokok tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya, akan memberi dampak positif bagi industri rokok. Namun di sisi lain, pemerintah semakin ketat mengatur iklan rokok yang bisa tayang di televisi ataupun di tempat umum, ditambah lagi larangan merokok di tempat umum semakin digencarkan,,'' ungkap Michael.

Sekuritas pelat merah ini memperkirakan volume penjualan rokok tahun depan masih akan mengalami kontraksi sekitar 1%--1,5%, dibandingkan dengan penjualan tahun ini yang diperkirakan turun 1,5%. Volume produksi rokok diperkirakan mencapai 318,8 miliar batang pada tahun depan, naik dibandingkan perkiraan volume produksi tahun lalu sekitar 315,6 miliar batang.

Dari empat pemain besar di industri tembakau Indonesia, Bahana merekomendasikan beli untuk saham PT Gudang Garam karena pada tahun depan diperkirakan daya beli masyarakat akan kembali pulih, khususnya masyarakat menengah ke bawah yang pada umumnya adalah target pasar perusahaan yang berkode saham GGRM ini.

Salah satu hal yang menolong pulihnya daya beli masyarakat adalah perhelatan pilkada dan juga kampanye pemilihan presiden yang diperkirakan dimulai pada paruh kedua tahun depan. Pilkada diperkirakan meningkatkan konsumsi untuk wilayah di luar kota.

Lebih rendahnya kenaikan cukai rokok pada tahun depan akan lebih menguntungkan bagi Gudang Garam sehingga laba bersih diperkirakan naik 6% menjadi Rp7,25 triliun dari perkiraan laba bersih sepanjang 2017 sekitar Rp6,85 triliun.

Bahana memperkirakan GGRM akan diperdagangkan sebesar 17,6 x PE pada 2018, dibandingkan dengan kompetitornya Sampoerna yang diperkirakan akan diperdagangkan sebesar 34,9 x PE pada tahun depan. Target harga GGRM oleh Bahana sebesar Rp79.000/lembar.

Sementara itu, PT HM Sampoerna masih akan meluncurkanberagam produk baru dengan target pasar yang berbeda. Saat ini keberadaan produk A Mild menyasar pasar premium, produk U Mild untuk masyarakat menengah, sedangkan Magnum Mild yang baru saja diperkenalkan ke pasar untuk menyasar masyarakat menengah ke bawah.

Perusahaan berkode saham HMSP ini cukup efisien karena satu mesin produksi dapat digunakan untuk memproduksi beragam produk karena kemasan rokok yang sama untuk semua produk. Berbeda dengan Gudang Garam yang memiliki satu mesin untuk setiap produknya.

Anak usaha Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) ini memperkirakan laba bersih HMSP hanya naik sekitar 1% menjadi Rp12,87 triliun pada 2018, dari laba bersih tahun ini yang diperkirakan mencapai Rp 12,76 triliun. Bahana merekomendasikan beli dengan target harga Rp4.200/lembar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fajar Sidik
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper