Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar AS terpantau terkoreksi pada perdagangan pagi ini, Kamis (14/9/2017), menjelang rilis data inflasi yang diharapkan memberi petunjuk mengenai periode penaikan suku bunga The Federal Reserve berikutnya.
Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama turun 0,10% atau 0,089 poin ke 92,431 pada pukul 09.41 WIB.
Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan pelemahan 0,14% atau 0,125 poin di level 92,395, setelah pada perdagangan Rabu (13/9) berakhir menguat 0,69% di posisi 92,520.
Meski terkoreksi, dolar AS masih bergerak di kisaran level tertingginya dalam empat pekan terhadap yen. Nilai tukar yen terpantau stagnan di posisi 110,49 per dolar AS pada pukul 09.51 WIB, setelah berakhir melemah 0,29% kemarin.
Fokus jangka pendek pasar saat ini adalah data inflasi AS yang akan sangat dicermati oleh bank sentral AS The Fed sebagai pertimbangan untuk menaikkan suku bunga berikutnya.
“Pasar telah bergerak sedikit ke sisi dovish dalam hal ekspektasi The Fed, jadi jika misalkan angka inflasi AS ternyata sedikit lebih kuat dari perkiraan, maka saya pikir akan membantu menambahkan sedikit lebih banyak terhadap rebound dolar,” kata Heng Koon How, kepala strategi pasar untuk United Overseas Bank di Singapura, seperti dikutip Reuters.
Indeks harga konsumen inti AS diperkirakan akan meningkat 1,6% secara basis tahunan pada Agustus. The Fed memiliki target inflasi sebesar 2%, sedangkan serangkaian data inflasi sebelumnya telah menekan ekspektasi penaikan suku bunga sekaligus membebani dolar.
Setelah data inflasi AS, pasar finansial selanjutnya akan memperhatikan keputusan kebijakan moneter Bank of England (BoE). Para pembuat kebijakan BoE diperkirakan akan mempertahankan tingkat suku bunganya di posisi 0,25%.
Posisi indeks dolar AS
14/9/2017 (Pk. 09.41 WIB) | 92,431 (-0,10%) |
13/9/2017 | 92,520 (+0,69%) |
12/9/2017 | 91,882 (+0,01%) |
11/9/2017 | 91,875 (+0,57%) |
8/9/2017 | 91,352 (-0,34%) |
Sumber: Bloomberg