Bisnis.com, JAKARTA--- Korporasi tambang milik negara PT Timah (Persero) Tbk., menawarkan kupon dengan rentang 8,5%-9,25% kepada investor dari surat utang senilai Rp1,5 triliun.
Surat utang itu terdiri dari obligasi senilai Rp1,2 triliun dan sukuk ijarah senilai Rp300 miliar. Obligasi itu terdiri dari 2 seri dimana seri A dengan jangka waktu 3 tahun menawarkan kupon 8,5%-9% dan seri B dengan tenor 5 tahun menawarkan kupon 8,75%-9,25%.
Untuk sukuk ijarah juga terdiri dari dua seri dimana seri A dengan tenor 3 tahun dimana cicilan imbalan ijarahnya 8,5%-9% dan seri B dengan tenor 5 tahun dengan cicilan imbalan ijarah 8,75%-9,25% .Obligasi dan sukuk ijarah itu mendapatkan peringkat idA+ dan idA+(syariah) dari lembaga pemeringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia.
Direktur Utama Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani mengatakan dana hasil penerbitan obligasi itu akan digunakan untuk keperluan investasi dan pengembangan lahan operasi. "Kami berharap produksi di tahun 2017 bisa lebih baik lagi," katanya seusai paparan publik, Kamis (29/8).
Lebih rinci, dana yang diperoleh dari hasil penerbitan obligasi setelah dikurangi biaya emisi itu sebagian besar dengan porsi 70% akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri dari rekondisi peralatan produksi serta peningkatan kapasitas produksi yang meliputi pengadaan kapal isap produksi, pengadaan kapal penambangan laut tekonologi tepat guna, pengadaan peralatan ausmelt dan fuming, kegiatan eksplorasi dan pembukaan tambang besar.
Sementara itu, 30% lainnya akan digunakan untuk pelunasan sebagian utang jangka pendek yang berasal dari fasilitas kredit modal kerja (KMK). Di sisi lain, dana hasil penerbitan sukuk ijarah setelah dikurangi biaya emisi akam digunakan untuk rekondisi peralatan produksi.
Dalam penerbitan obligasi ini, 5 perusahaan sekuritas yaitu PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, PT DBS Vickers Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas bertindak sebagai pelaksana penjamin emisi. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., bertindak sebagai wali amanat.
Masa penawaran awal (bookbuilding) obligasi ini akan berlangsung pada Kamis (24/8) hingga 6 September 2017. Masa penawaran umum dijadwalkan berlangsung pada 20, 22 dan 25 September 2017. Pencatatan obligasi tersebut di Bursa Efek Indonesia dijadwalkan pada 2 Oktober 2017.