Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Pemicu Dolar AS Menguat Kembali

Beralihnya fokus investor dari ketegangan di semenanjung Korea mampu membuat greenback menguat. Di sisi lain, pelemahan euro (EUR) turut memberikan dorongan.
Dolar AS./.Bloomberg
Dolar AS./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Beralihnya fokus investor dari ketegangan di semenanjung Korea mampu membuat greenback menguat. Di sisi lain, pelemahan euro (EUR) turut memberikan dorongan.

Pada perdagangan Rabu (23/8/2017) pukul 8.35 WIB, indeks dolar AS (DXY) naik 0,056 poin atau 0,06% menuju 93,601. Harga naik dua hari berturut-turut. Sepanjang tahun berjalan, DXY terkoreksi 8,42%.

Asia Trade Point Futures (ATPF) dalam publikasi risetnya menyampaikan, beralihnya fokus investor dari ketegangan di semenanjung Korea mampu membuat greenback rebound. Kondisi ini terjadi setelah fokus investor beralih pada pertemuan tahunan Bank Sentral di Jackson Hole Wyoming pada 24-26 Agustus 2017.

"Dalam pertemuan tahunan ini investor menanti pidato dari President ECB Mario Draghi dan Ketua The Fed Janet Yellen," papar riset, Rabu (23/8/2017).

Selain itu, katalis lain yang menopang performa USD datang dari kemajuan kebijakan pajak yang dibahas Gedung Putih dan Partai Republik. Pertemuan ini memberikan sinyal positif kepada investor terhadap rencana reformasi pajak Trump.

Dari sisi eksternal, negatifnya data ekonomi zona Euro yang tersaji pada hari Selasa kemarin juga berimbas pada nilai mata uang EUR yang tercatat melemah terhadap USD.

Pada periode Agustus 2017 indeks sentimen terhadap ekonomi zona Euro turun menjadi 29,3 atau lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 35,6.

Indeks dolar AS (DXY) merupakan perbandingan greenback terhadap enam mata uang utama dunia. Besar bobot masing-masing mata uang ditentukan oleh Federal Reserve berdasarkan pengaruhnya terhadap perdagangan Amerika Serikat. Kebijakan ini belaku sejak 1973.

Bobot yang paling besar terhadap DXY adalah mata uang Euro (EUR) sebesar 57,6%, disusul yen (JPY) 13,6%, poundsterling (GBP) 11,9%, dolar Kanada 9,1%, krona Swedia 4,2%, dan franc Swiss 3,6%. Alhasil pelemahan EUR memberikan dampak positif bagi DXY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper