Bisnis.com, JAKARTA—Emiten penyedia barang-barang kebutuhan sehari-hari PT Unilever Indonesia Tbk. berhasil mengerek pertumbuhan pendapatan hingga 2,5% pada paruh pertama 2017 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan enam bulanan perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2016 dan 2017, perseroan membukukan pendapatan senilai Rp21,26 triliun pada semester pertama tahun ini.
Nilai tersebut lebih tinggi 2,5% dibandingkan pendapatan penjualan pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp20,74 triliun.
Kendati top line tumbuh terbatas, emiten dengan kode saham UNVR ini berhasil menekan beban pokok penjualan dan beban usaha sehingga bisa mengerek laba usaha perseroan tumbuh sebesar 9,4% yoy, dari Rp4,48 triliun pada paruh pertama tahun lalu menjadi Rp4,9 triliun di periode yang sama tahun ini.
Biaya keuangan perseroan pun turun cukup besar, sehingga perseroan berhasil membukukan laba bersih hingga Rp3,62 triliun, meningkat Rp325 miliar atau 9,85% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp3,3 triliun.
Sepanjang semester pertama tahun ini, utang atau liabilitas perseroan meningkat 2,34 triliun dari posisi akhir tahun 2016 yang senilai Rp12,04 triliun menjadi Rp14,38 triliun pada akhir semester pertama tahun ini.
Baca Juga
Peningkatan liabilitas terutama dari liabilitas jangka pendek yang meningkat hingga 2,29 triliun. Utang pada pihak ketiga meningkat hampir Rp1 triliun dari Rp4,3 triliun menjadi Rp5,23 triliun, sementara utang pada pihak berelasi meningkat dari Rp132 miliar menjadi Rp2,85 triliun.
Peningkatan utang pada pihak ketiga dan pihak berelasi ini diimbangi oleh penurunan utang perbankan dari Rp2,39 triliun menjadi hanya Rp450 miliar.
Adapun, ekuitas perseroan hanya tumbuh sekitar Rp200 miliar dari Rp4,7 triliun menjadi Rp4,9 triliun. Total aset perseroan hingga akhir semester pertama tahun ini dengan demikian menjadi Rp19,28 triliun, tumbuh 15,17% dibandingkan posisi akhir tahun lalu Rp16,75 triliun.