Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian BUMN belum memastikan skema konsolidasi perusahaan-perusahaan properti dan realty yang dimiliki oleh sejumlah BUMN.
Asisten Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan I sekaligus Pelaksana Tugas Deputi Kementerian BUMN Fadjar Judisiawan mengatakan pihaknya masih membahas mengenai skema tersebut.
“Ini mau digabung-gabungkan. Bentuknya lewat merger atau akusisi, bentuknya masih dibicarakan. [Perusahaan] mana [masuk] ke mana,” katanya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Menurutnya, Kementerian BUMN berencana merampingkan (resize) anak-anak usaha BUMN properti tersebut. Berdasarkan peta jalan Kementerian BUMN, realisasi dari konsolidasi itu diharapkan dapat rampung pada akhir 2017.
Sejumlah BUMN sektor konstruksi memiliki anak usaha yang bergerak di sektor properti dan realty. Mereka antara lain, PT PP (Persero) Tbk., yang memiliki anak usaha PT PP Properti Tbk.
BUMN lainnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk., memiliki PT Adhi Persada Properti, PT Waskita Karya (Persero) Tbk., memiliki PT Waskita Realty, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk., memiliki PT Wika Realty, dan PT Hutama Karya (Persero) memiliki PT HK Realtindo.
Fadjar mengatakan Wika Realty merupakan salah satu anak usaha BUMN yang berencana melakukan IPO dalam waktu dekat ini. Namun, Fadjar belum dapat memastikan mengenai rencana IPO karena masih perlu dibicarakan bersama direktur BUMN terkait.
“Itu belum fix benar. Apakah setengah tahun ini [semester II/2017] bisa terkejar [realisasi IPO] kita belum tahu. Pipeline kita ada beberapa, tapi masih dalam kajian,” kata Fadjar.