Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yellen Dorong Optimisme, Bursa Saham di Asia Sumringah

Pergerakan sejumlah bursa saham dan mata uang di Asia menguat pada perdagangan pagi ini, Kamis (13/7/2017), setelah Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen mengisyaratkan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut tidak akan terburu-buru mengetatkan kebijakan moneter.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan sejumlah bursa saham dan mata uang di Asia menguat pada perdagangan pagi ini, Kamis (13/7/2017), setelah Gubernur The Federal Reserve Janet Yellen mengisyaratkan bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut tidak akan terburu-buru mengetatkan kebijakan moneter.

Indeks Hang Seng di Hong Kong berada di level tertinggi dalam dua tahun, sekaligus memimpin penguatan saham di Asia bersama indeks saham Australia setelah indeks Dow Jones Industrial Average ditutup pada rekor tertinggi.

Di sisi lain, bursa saham Jepang mengikis penguatannya seiring rebound mata uang yen. Seperti yang diperkirakan, bank sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga acuannya, sementara ekspor China tumbuh lebih baik dari prediksi.

Sementara itu, obligasi pemerintah Australia mengikuti penguatan pada obligasi AS setelah Yellen mengungkapkan keyakinannya pada ekonomi AS serta mengisyaratkan bahwa langkah pengetatan moneter akan dilakukan secara bertahap.

Indeks Hang Seng Hong Kong menanjak 1% ke level tertingginya sejak Juli 2015 pada pukul 11.50 pagi waktu setempat (pukul 10.50 WIB), sedangkan indeks Shanghai Composite naik 0,4%.

Indeks Topix Jepang turun 0,1% di saat nilai tukar yen terapresiasi 0,2% ke 112,93 per dolar AS. Indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 1,1%, kenaikan terbesar sejak 4 Juli, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan menanjak 1,1% menuju level tertingginya. Performa Kospi sejalan dengan won yang terapresiasi 0,8% ke 1.136,80 per dolar AS, penguatan terbesar sejak 25 Mei.

“Pasar bersikap optimistis karena komentar Yellen menunjukkan laju kenaikan suku bunga yang lebih lambat dan itu menjadi pertanda baik bagi kondisi likuiditas dan saham,” kata Banny Lam, kepala riset di CEB International Investment Corp., seperti dikutip dari Bloomberg.

Penyampaian testimoni oleh Yellen mengalihkan perhatian pasar dari kabar tentang e-mail Donald Trump Jr, anak sulung Presiden Donald Trump, tentang pertemuannya dengan seorang pengacara Rusia. Meskipun begitu, masih ada kekhawatiran bahwa perkembangan terbaru di Washington ini mungkin akan menghambat upaya Gedung Putih untuk mereformasi pajak dan meningkatkan pengeluaran.

Komentar bernada gradualis Yellen tentang kebijakan justru muncul setelah sejumlah bank sentral lainnya mengisyaratkan bahwa kebijakan akomodatif mungkin tidak lagi diperlukan melihat ekonomi global yang menguat. Penyampaian testimoni oleh Yellen di depan Kongres AS dijadwalkan masih akan berlanjut hingga hari ini waktu setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper