Bisnis.com, JAKARTA - Reliance Securities memprediksi secara teknikal IHSG tertahan pada support MA25 dengan indikasi positif mulai terlihat.
Analis Lanjar Nafi mengatakan indikator stochastic telah tiba pada area jenuh jual. Meskipun demikian IHSG masih berpeluang break out MA25 karena kedekatannya dengan MA50 dan lower bollinger bands pada kisaran level 5720.
"Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak mixed tetap mencoba menguat pada range 5720-5825," tulisnya dalam riset
Saham-saham yang dapat diperhatikan diantaranya AKRA, BBTN, BDMN, EXCL, GJTL, JSMR, SMRA, LPPF, MEDC.
IHSG terkonsolidasi dengan ditutup menguat tipis 1.82 poin sebesar 0.03% dilevel 5773.33 setelah bergerak mendatar selama perdagangan. Nilai tukar rupiah menguat terhadap USD tidak mampu mendorong penguatan IHSG lebih tinggi diakhir pekan. Sikap spekulasi pesimis pada prospek kinerja keuangan emiten dikuartal kedua mulai terlihat. Investor asing pun kian memperlebar aksi jual dengan net sell 618.72 Miliar rupiah pada perdagangan hari ini.
Mayoritas indeks di Asia optimis menguat dipimpin oleh indeks Hang Seng yang melonjak 1.48% dan Topix Jepang naik 0.7% seiring pelemahan Yen yang memperpanjang penurunannya dihari ke-3. Stabilnya indeks harga produsen di tiongkok menjadi salaj satu faktor ditengah investor berspekulasi pada earing season emiten dikuartal ke-2.
Bursa Eropa dibuka mixed diawali kejatuhan FTSE dilevel -0.75% seiring turunnya saham-saham di Eropa karena produsen energi terjebak dalam penurunan harga minyak mengawali data stok persediaan minyak di AS nanti malam. Sentimen selanjutnya tingkat pinjaman baru di Tiongkok, Tingkat produksi industri musiman di Eropa.