Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks saham bluechip China mampu menyentuh level tertinggi baru dalam 18 bulan pada perdagangan hari ini, Kamis (22/6/2017), ditopang oleh antusiasme seputar keputusan MSCI untuk menyertakan saham-saham daratan utama China ke dalam salah satu indeks acuan untuk investor global.
Meski demikian, sebagian besar penguatan yang diraih hari ini harus terkikis menjelang akhir perdagangan akibat aksi ambil untung investor serta pelemahan pada saham berkapital kecil yang mengurangi sentimen.
Indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir naik tipis 0,07% atau 2,39 poin ke 3.590,34, setelah dibuka turun 0,12% di posisi 3.583,56.
Di sisi lain, indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,28% ke level 3.147,45, setelah dibuka turun 0,13% di posisi 3.152,24.
Dilansir Reuters, para investor terus memburu saham yang berpotensi mendapat keuntungan dari keputusan penyertaan ke dalam MSCI Emerging Markets Index (MSCI EMI).
MSCI Inc. pada Selasa (20/6) mengumumkan akan menambah 222 saham A China ke dalam indeks emerging markets MSCI mulai pertengahan 2018.
Dalam sebuah laporannya, lembaga pemeringkat Moody’s menyatakan penyertaan oleh MSCI membuka jalan bagi arus masuk modal global ke saham A-China, dengan proyeksi sekitar US$11 miliar dana masuk jangka pendek ke saham-saham daratan dari dana yang dialokasikan ke EMI.
“Penyertaan tersebut menjadi pertanda baik untuk saham bluechip berkapital besar serta meningkatkan preferensi investor untuk saham-saham ini di tengah melambatnya ekonomi China,” ujar Hong Hao, kepala penelitian di BOCOM International, dikutip dari Reuters.
Sub indeks perbankan CSI 300 melonjak 1,8%, sedangkan sektor konsumen mengambil jeda setelah melonjak pada sesi perdagangan sebelumnya. Sektor-sektor tersebut dapat mencerminkan bobot terbesar atas saham-saham China dalam MSCI EMI.