Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT MNC Land Tbk. menargetkan pertumbuhan pendapatan antara 10% hingga 15% pada tahun ini dibandingkan capaian tahun sebelumnya.
Erwin Richard Andersen, Direktur Keuangan MNC Land, mengatakan proyeksi tersebut didasarkan atas harapan membaiknya kondisi bisnis properti tahun ini serta mulai beroperasinya satu aset perseroan di Surabaya, Jawa Timur.
Aset yang dimaksud yakni gedung perkantoran Bursa Efek Surabaya sebab sebagian besar kapasitas gedung tersebut disewa oleh Bursa Efek Indonesia cabang Surabaya. Gedung tersebut semula bernama MNC Tower dengan total luas bangunan 12.039 m2 yang terbagi dalam 12 lantai dan luas tanah 1.424 m2.
Menurutnya, dalam satu bulan hingg dua bulan ke depan, gedung tersebut akan mulai ditempati. Saat ini, proses fitting out sudah dimulai oleh para calon penyewa.
“Dari sisi operasional, karena sekarang kita lagi dalam tahap pengembangan, belum akan banyak perubahan atau relatif stabil komposisinya. Dari sisi pendapatan, pertumbuhan bisa 10% sampai 15% perkiraannya dibandingkan tahun lalu,” katanya dalam acara paparan publik, Kamis (22/6/2017).
Adapun, pada kuartal pertama tahun ini, emiten dengan kode saham KPIG ini telah membukukan pendapatan usaha senilai Rp247,68 miliar. Nilai ini tumbuh 5,8% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp234,1 miliar.
Baca Juga
Meski begitu, laba bersih yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk pada kuartal pertama tahun ini hanya tercatat senilai Rp1,16 miliar. Nilai ini anjlok 99,7% dibandingkan capaian pada periode yang sama 2016, yang mencapai Rp420,4 miliar.
Tingginya laba pada kuartal pertama tahun lalu karena dibukukannya keuntungan dari pelepasan kepentingan asosiasi, yakni pelepasan sebagain saham perseroan pada PT Plaza Indonesia Realty Tbk. senilai Rp417,43 miliar. Hal tersebut mendorong kinerja laba menjadi sangat tinggi.
Alhasil, meski di akhir tahun 2016 perseroan mencatatkan penurunan pendapatan 17% dibandingkan 2015, laba bersih perseroan justru meroket 676%. Pendapatan perseroan pada 2016 hanya Rp946 miliar, sementara laba bersihnya justru lebih tinggi mencapai Rp1,77 triliun.