Bisnis.com, JAKARTA—Emiten pelayaran PT Berlian Laju Tanker Tbk. menargetkan kinerja perseroan dapat berbalik positif tahun ini setelah tahun lalu menderita kerugian pasca restrukturisasi permodalan perseroan.
Anthony Budiawan, Direktur Berlian Laju Tanker, mengatakan bahwa setelah restrukturisasi, perseroan kehilangan sekitar 40 kapal karena diambil alih kreditor sejak 1 Desember 2015. Hal tersebut jelas memukul kinerja perseroan sepanjang 2016.
Anthoni mengatakan, kendati saat ini proses restrukturisasi tersebut masih dipermasalahkan dan menyebabkan perdagangan saham perseroan masih dibekukan bursa, perseroan berupaya untuk memperbaiki kinerja dengan apa yang ada.
“Sebetulnya, pasca restrukturisasi bisa dikatakan kita start dari awal lagi seperti saat perusahaan ini baru dibangun tahun 1980-an,” katanya, Jumat (16/6/2017).
Perseroan mulai membuktikan hal tersebut di awal tahun ini. Pada kuartal pertama tahun ini, perseroan berhasil membukukan peningkatan pendapatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kendati laba operional masih merugi.
Pendapatan kuartal pertama perseroan mencapai US$5,45 juta, melonjak 110% dibandingkan kuartal pertama tahun lalu yang hanya US$2,59 juta. Meski begitu, perseroan menanggung peningkatan beban operasi karena revaluasi aset yang rutin setiap dua tahun sekali.
Baca Juga
Alhasil, emiten dengan kode saham BLTA ini masih membukukan rugi operasional senilai US$316.549. Meski masih rugi, tetapi nilai kerugian ini jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2016 yang mencapai US$3,58 juta.
Anthony mengatakan, perseroan di awal tahun ini diuntungkan oleh kinerja anak perusahaan yang cukup memuaskan sehingga berhasil menopang kinerja keuangan perseroan. Pendapatan dari entias asosiasi dan usaha patungan pada kuartal pertama 2017 mencapai US$2,34 juta, melonjak tinggi dibandingkan US$126.136 pada periode yang sama tahun lalu.
Kinerja anak perusahaan ini membantu perseroan untuk bisa membukukan laba bersih senilai US$1,47 juta, berbalik dari rugi bersih tahun lalu yang senilai US$4,64 juta.
Dirinya menilai, dengan kinerja yang cukup memuaskan di awal tahun ini akan terus dipertahankan perseroan di sisa tahun ini, baik melalui optimalisasi kapasitas maupun efisiensi proses kerja.
“Kami berkeyakinan 2017 akan lebih baik dari 2016, tetapi tentu tidak terlalu spektakuler hingga dua atau tiga kali lipat dibandingkan 2016. Namun, dibandingkan 2016, dari biaya umum dan administrasi saja sudah bisa kita kurangkan banyak, sehingga kami yakni ada perbaikan karena efisiensi,” ungkapkan, Jumat (16/7/2017).
DIbandingkan tahun lalu, tahun ini perseroan sudah memperluas wilayah perdagangan hingga ke Asia Timur Jauh dan Pantai Timur India, dari yang semula hanya fokus di Indonesia dan Asia Tenggara.
Selain itu, jumlah armada yang beroperasi pun lebih tinggi dibandingkan kuartal pertama tahun lalu yang hanya tujuh unit. Kini, perseroan memiliki delapan unit kapal, terdiri atas lima unit tanker kimia dan tiga unit tanker gas.
Anthony mengakui saat ini perseroan masih mengalami tantangan keuangan sehingga masih sulit bagi perseroan untuk dapat menganggarkan belanja modal baru. Meski begitu, perseroan masih akan mencoba sejumlah cara yang memungkinkan untuk meningkatkan jumlah kapal yang beroperasi, termasuk melalui penyewaan dari pihak ketiga.
Perseroan mengestimasikan masih bisa menyewa antara dua hingga empat unit kapal dari pihak ketiga untuk mendukung permintaan jasa pengangkutan perseroan. Pada kuartal pertama tahun ini, 54% pendapatan perseroan terkonsentrasi dari segmen pengangkutan kimia, berubah dibandingkan tahun lalu yang hanya 38%.
Sementara itu, pengangkutan segmen gas berkurang dari 46% menjadi 44% dan segmen lain-lain juga berkurang dari 16% menjadi hanya 2%.