Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah dunia turun tajam pada perdagangan pagi ini (Rabu, 14/6/2017), setelah kelompok perdagangan terbesar di Amerika Serikat (AS) untuk industri minyak dan gas melaporkan kenaikan jumlah stok minyak mentah yang tak terduga.
Harga minyak WTI kontrak Juli 2017 merosot 1,12% atau 0,52 poin ke US$45,94 per barel pada pukul 07.08 WIB, setelah dibuka dengan pergerakan yang sama.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Agustus 2017 melorot hampir 1% atau 0,47 poin ke US$48,25, setelah dibuka dengan pelemahan 1,11% atau 0,54 poin di posisi 48,18.
Dailansir Reuters, American Petroleum Institute (API) menyatakan bahwa jumlah stok minyak mentah naik sebesar 2,8 juta barel untuk sepanjang pekan hingga 9 Juni. Angka tersebut jauh dari prediksi untuk penurunan sebesar 2,7 juta barel.
Pasar selanjutnya akan melihat apakah data API dikonfirmasi oleh angka resmi dari badan energi AS, Energy Information Administration (EIA).
Harga minyak mentah pagi ini merosot setelah mencatatkan penguatan pada sesi perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), harga minyak WTI kontrak Juli 2017 berakhir menguat 0,82% atau 0,38 poin ke US$46,46 per barel.
Adapun patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Agustus 2017 ditutup menguat 0,89% atau 0,43 poin ke US$48,72.
Arab Saudi, eksportir minyak utama dunia, dikabarkan akan memangkas alokasi minyak mentah ke Asia pada Juli menjadi total sekitar 300.000 barel per hari (bph) serta mengurangi volume minyak mentah ke AS.
Meski demikian, upaya pemangkasan produksi negara-negara produsen utama dunia yang dipimpin oleh OPEC terlihat masih belum berhasil akibat kelebihan produksi yang tampak nyata.
“Minyak mentah masih berjuang untuk pulih. Pendekatan bertahap OPEC untuk menyeimbangkan [harga] kembali memberi waktu kepada para produsen AS untuk mengebor sumur baru yang mengacaukan dampak upaya pemangkasan produksi,” kata Olivier Jakob, ahli strategi di Petromatrix.