Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA CHINA: Indikator Ekonomi Lebih Lambat, Indeks Shanghai & CSI 300 Berakhir Melemah

Pergerakan bursa saham China berakhir melemah pada perdagangan hari ini (Selasa, 2/5/2017), di tengah kekhawatiran investor seputar langkah pengetatan regulasi serta indikator ekonomi yang lebih lemah dari ekspektasi.
ilustrasi/Reuters
ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan bursa saham China berakhir melemah pada perdagangan hari ini (Selasa, 2/5/2017), di tengah kekhawatiran investor seputar langkah pengetatan regulasi serta indikator ekonomi yang lebih lemah dari ekspektasi.

Indeks Shanghai Composite ditutup melemah 0,35% ke level 3.143,71, setelah dibuka turun 0,24% di posisi 3.147,23. 

Adapun indeks CSI 300 di Shenzhen yang berisi saham-saham bluechip berakhir melemah 0,38% atau 13,18 poin ke 3.426,58, setelah dibuka turun 0,34% di posisi 3.427,92.

Mayoritas sektor melemah, dengan saham real estate dan perbankan sebagai penekan utama, setelah sejumlah emiten bank terbesar di China membukukan hasil yang menunjukkan menyusutnya margin bunga.

Berdasarkan data resmi yang dirilis akhir pekan lalu, pertumbuhan sektor manufaktur China melambat lebih cepat dari ekspektasi pada April, seiring berkurangnya inflasi harga produsen serta upaya para pembuat kebijakan untuk mengurangi risiko finansial dalam ekonomi sehingga membebani permintaan.

Rilis survey manufaktur swasta hari ini memperkuat data resmi tersebut. Sektor manufaktur China kehilangan momentumnya pada April, dengan pertumbuhan yang melambat ke laju terlemah dalam tujuh bulan seiring berkurangnya permintaan domestik dan ekspor serta turunnya harga komoditas.

“Survey dengan hasil pesimistis seperti itu dapat membatasi sentimen, mengingat pertumbuhan ekonomi telah menjadi isu penting bagi investor,” ujar Xiao Shijun, analis Guodu Securities, seperti dikutip dari Reuters.

Kantor berita Xinhua pada Senin mengutip pernyataan Xu Zhong, kepala biro riset People's Bank of China (PBOC), bahwa bangsa tersebut perlu menerapkan proses deleveraging dengan laju yang sesuai untuk mengurangi utang sektor finansial serta menghindari risiko finansial sistemik.

“Pengetatan regulasi finansial dapat terus merugikan daya tarik aset berisiko dalam jangka menengah hingga panjang,” ujar Gao Ting, kepala strategi China di UBS Securities.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper