Bisnis.com, JAKARTA—PT Weha Transportasi Indonesia Tbk. mencatatkan peningkatan laba bersih di kuartal pertama tahun ini setelah perseroan mengantongi keuntungan penjualan atas aset tidak lancar yang dimiliki perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan interim perseroan untuk periode yang berakhir pada 31 Maret 2017 dan 2016, emiten dengan kode saham WEHA ini mencatatkan penurunan pendapatan penjualan di kuartal pertama tahun ini sebesar 17,2% menjadi Rp30,37 miliar dibandingkan Rp36,68 miliar pada periode yang sama 2016.
Akan tetapi, laba bersih perseroan yang dapat diatribusikan pada pemilik entitas induk justru meningkat tajam menjadi Rp77,2 miliar, berbalik dibandingkan rugi bersih Rp2,79 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Hal ini terutama disebabkan oleh dibukukannya keuntungan atas penjualan aset tidak lancar yang mencapai Rp107,4 miliar. Aset yang dimaksud yakni 11.760 saham yang dimiliki perseroan pada PT Panorama Tours Indonesia (PTI) dengan nilai nominal Rp11,76 miliar.
Berdasarkan Akta No. 168 tanggal 24 maret 2017 dari nataris di Jakarta yakni Buntario Tigris Darmawan NG, perseroan telah mengalihkan 11.760 lembar saham atau setara 10% atas kepemilikannya di PTI kepada Japan Tours Bureau Pte. Ltd. Keuntungan penjualan tersebut mencapai Rp107,4 miliar.
Selain membukukan keuntungan dari penjualan aset tersebut, perseroan juga berhasil menekan beban pokok penjualan.
Beban pokok penjualan perseroan di awal tahun ini memang jauh lebih rendah dibandingkan awal tahun lalu. Beban penyusutan perseroan hanya Rp3,65 miliar pada kuartal pertama 2017, padahal pada periode yang sama tahun lalu mencapai Rp10,34 miliar.
Biaya bahan bakar juga turun dari Rp6,17 miliar menjadi Rp4,96 miliar karena arus angkutan yang berkurang, tetapi beban kendaraan meningkat dari Rp2,6 miliar menjadi Rp4,86 miliar. Secara total, beban pokok penjualan turun dari Rp25,46 miliar menjadi Rp16,93 miliar.